Lanjutnya, HS malah menyangkal kalau dirinya berjanji menikahi Wangi. Bahkan lebih ironisnya, pihak keluarga HS tak ada yang peduli dengan yang dialami Wangi.
“Semua keluarganya justru membela HS, aku dan orang tuaku datang ke rumah HS meminta tanggung jawabnya atas hancurnya masa depanku,” tuturnya lagi.
Namun, ternyata keinginan Wangi dan orang tuanya tak sesuai harapan. Kedatangan mereka dibalas dengan harapan hampa dan janji palsu HS.
Akhirnya Wangi dan orang tuanya pulang dengan membawa deraian air mata sembari berucap, “sabar nak lah, kita orang miskin, suatu saat lelaki itu akan menerima balasannya dari Allah,” ucap ibu Wangi dengan lirih.
Hingga saat ini meskipun penyesalan itu tidak datang di awal melainkan di akhir, Wangi berusaha bangkit dari sebelumnya rasa frustasi, dendam dan tak ada semangat hidup.
Demikian sekelumit kisah nyata tentang kehidupan pergaulan bebas di Banjarmasin yang sekarang makin marak terjadi. Sebagai pelajaran kepada remaja putri agar lebih waspada terhadap pergaulan bebas, termasuk para orang tua yang memiliki anak gadis.(*)