Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Feature

Pemulung Sampah Disabilitas Berusia 74 Tahun, Keliling Banjarbaru Untuk Peroleh Rp40.000

Avatar
2543
×

Pemulung Sampah Disabilitas Berusia 74 Tahun, Keliling Banjarbaru Untuk Peroleh Rp40.000

Sebarkan artikel ini
Pemulung sampah, Mustapi (74) asal Madura yang mengais rezeki di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (foto: koranbanjar.net)
Pemulung sampah Mustapi (74) asal Madura yang mengais rezeki di Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (foto: koranbanjar.net)

Sering kita melihat banyak sekali pemulung di Banjarbaru, Kalimantan Selatan,  yang berkeliling mendorongi gerobak, salah satunya adalah Mustapi. Mustapi berusia 74 tahun, seorang pemulung keliling yang menyandang disabilitas.

Tiap hari Mustapi berkeliling dari Loktabat, Murjani, terkadang di RO Ulin. Mustapi berangkat dari rumah mulai pukul 05.00 WITA hingga pukul 14.00 WITA.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Mustapi seorang perantau asal Madura, istri dan anaknya berada di Madura. Mustapi hanya dengan keponakan tinggal di Kota Banjarbaru. Mustapi bekerja mengumpulkan botol bekas, kardus bekas menggunakan gerobak. Dia terkadang mengambil dari sampah-sampah untuk dikumpulkan dan dijual kepada bos pengepul. Untuk penghasilan, terkadang Mustapi mendapatkan antara Rp40.000 sampai Rp50.000 per hari.

Untuk makan, terkadang masih kurang, terlihat saat koranbanjar.net, Kamis (10/6/2021) mendatangi Mustapi, ada seseorang yang baik hati memberikan uang kepadanya. Mustapi mengidap disabilitas di kakinya, sehingga ketika berjalan kakinya bengkok.

Mustapi tidak pernah mendapat perhatian, bahkan bantuan dari pemerintah setempat, hanya mengandalkan pekerjaan sebagai pengumpul barang bekas. Mustapi sudah tua dan harusnya di usia 74 tahun hanya tinggal di rumah, namun tidak bagi Mustapi. Mustapi harus berjuang, bekerja mengumpulkan barang bekas untuk makan.

Mustapi berharap, suatu saat akan mendapat bantuan dari pemerintah, baik sekecil apapun. Anak Mustapi berada di kampung halaman, Madura, sehingga tidak bisa mengurus dirinya. Begitu pula dengan istrinya.

Ketika ditanya tentang harapan dari pemerintah, Mustapi menjawab, “Harapan untuk pemerintah ada, sekecil apapun bantuannya saya terima,” tutupnya.(mj-36/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh