Sering kita melihat banyak sekali pemulung di Banjarbaru, Kalimantan Selatan, yang berkeliling mendorongi gerobak, salah satunya adalah Mustapi. Mustapi berusia 74 tahun, seorang pemulung keliling yang menyandang disabilitas.
Tiap hari Mustapi berkeliling dari Loktabat, Murjani, terkadang di RO Ulin. Mustapi berangkat dari rumah mulai pukul 05.00 WITA hingga pukul 14.00 WITA.
Mustapi seorang perantau asal Madura, istri dan anaknya berada di Madura. Mustapi hanya dengan keponakan tinggal di Kota Banjarbaru. Mustapi bekerja mengumpulkan botol bekas, kardus bekas menggunakan gerobak. Dia terkadang mengambil dari sampah-sampah untuk dikumpulkan dan dijual kepada bos pengepul. Untuk penghasilan, terkadang Mustapi mendapatkan antara Rp40.000 sampai Rp50.000 per hari.
Untuk makan, terkadang masih kurang, terlihat saat koranbanjar.net, Kamis (10/6/2021) mendatangi Mustapi, ada seseorang yang baik hati memberikan uang kepadanya. Mustapi mengidap disabilitas di kakinya, sehingga ketika berjalan kakinya bengkok.
Mustapi tidak pernah mendapat perhatian, bahkan bantuan dari pemerintah setempat, hanya mengandalkan pekerjaan sebagai pengumpul barang bekas. Mustapi sudah tua dan harusnya di usia 74 tahun hanya tinggal di rumah, namun tidak bagi Mustapi. Mustapi harus berjuang, bekerja mengumpulkan barang bekas untuk makan.
Mustapi berharap, suatu saat akan mendapat bantuan dari pemerintah, baik sekecil apapun. Anak Mustapi berada di kampung halaman, Madura, sehingga tidak bisa mengurus dirinya. Begitu pula dengan istrinya.
Ketika ditanya tentang harapan dari pemerintah, Mustapi menjawab, “Harapan untuk pemerintah ada, sekecil apapun bantuannya saya terima,” tutupnya.(mj-36/sir)