BANJARBARU, koranbanjar.net – Wali Kota Banjarbaru Nadjmi Adhani, mengakui Pemerintah Daera Kota Banjarbaru tak cukup dana untuk membangun kota baru berbasis bandara yang dinamakan Aero City. Dia juga mengakui hingga saat ini perkembangan mega proyek di kawasan Bandara Syamsudin Noor itu masih dalam tahap pencarian inverstor.
Sebab, dijelaskannya, kawasan Aero City yang direncanakan hanyalah sebuah konsep dengan Bandara Syamsudin Noor sebagai nilai jualnya.
“Jadi Aero City ini hanya sebuah konsep dengan bandara sebagai nilai jualnya. Tahun ini bandara selesai, ya ayo investasi beli lahan untuk pengembangan itu (Aero City) di Banjarbaru, karena yang kita lakukan menjual potensi konsep ini (Aero City) keluar,” kata Nadjmi kepada wartawan usai rapat paripurna di DPRD Banjarbaru, Senin (22/7/2019) siang.
Baca Juga: Aero City Terganjal Lahan Bersengketa
Dalam proses pencarian investor untuk Aero City, Nadjmi mengaku dirinya telah melakukan pertemuan dengan pihak dinas di Batam hingga para pengusaha asal Singapura serta Malaysia.
“Pemerintah masuk bukan masuk ke sana tapi pemerintah hanya menentukan bagaimana Aero City yang dirancang dan direncanakan punya kawasan seluas 5.602 hektar dengan meliputi dua kecamatan itu bisa direalisasikan,” ungkapnya.
Baca Juga: Proses Pengadaan Lahan Aero City Tidak Transparan, NJOP Harga Lahan pun Tak Jelas
Baca Juga: Advokat: Jangan Main-main dengan Pengadaan Lahan Aero!
Namun disinggung mengenai target realisasi Aero City, dalam wawancaranya Nadjmi tidak menjawab secara eksplisit. Dia hanya mengatakan Aero City merupakan proyek berjangka panjang dengan infrastrukturnya yang disiapkan pemerintah, di antaranya seperti layanan air bersih dari PDAM serta jaringan listrik.
Baca Lainnya: Wali Kota Komitmen Bangun Aero City, Dana Diharapkan Cukup
Seperti diketahui, pengembangan Aero City di Banjarbaru termasuk dalam sepuluh kawasan perkotaan baru di Indonesia. Pengembangan proyek Aero City tercantum dalam rencana pembangunan jangka menengah nasional (RPJMN) 2014-2019. (ykw/dny)