HULU SUNGAI TENGAH, koranbanjar.net – Sekretaris Kecamatan (Sekcam) Hantakan, Hasbianto, mengakui persoalan antara pihak Pondok Pesantren (Ponpes) Al Anwar dengan warga Desa Baru RT 8 Kecamatan Batu Benawa, Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), yang menghendaki adanya objek wisata Setajau Indah merupakan masalah rumit.
“Jadi kami tidak bisa bertindak sembarangan karena ini merupakan hal yang rumit untuk diselesaikan,” ujarnya kepada koranbanjar.net, Selasa (13/8/19).
Hasbianto membenarkan kawasan wisata Setajau Indah berseberangan langsung dengan lingkungan Ponpes Al Anwar yang berada di Desa Batu Tunggal, Kecamatan Hantakan, Kabupaten HST itu. Tempat para santri mandi dan mencuci pun bahkan sangat dekat dengan kawasan objek wisata sungai tersebut. “Namun keduanya memang sama-sama punya hak,” katanya.
Akhir Juli lalu, dikisahkan Hasbianto, pihak Ponpes Al Anwar, dipimpin pimpinan ponpesnya, Ustaz H Syarkawi, melapor ke Camat Hantakan perihal objek wisata Setajau Indah yang berada dekat dengan lingkungan ponpes.
“Lalu kami langsung meneruskan laporan itu ke Pemkab HST agar bisa segera ditindaklanjuti sebijak mungkin,” tuturnya.
Kemudian di pihak lain, dikatakan Hasbianto, warga Desa Baru RT 8 sebagai pengelola tempat wisata juga melapor ke pihak Kecamatan Batu Benawa. Mereka menyampaikan tetap ingin mempertahankan objek wisata Setajau Indah.
“Sementara ini kita masih menunggu tindakan serta keputusan dari Pemkab HST. Semoga keputusan yang diambil nanti tidak merugikan kedua belah pihak,” pungkasnya.
Baca Juga: Diprotes Ponpes Al Anwar, Pengelola Objek Wisata: Kalau Tidak Setuju Silakan Dipagar
Seperti diketahui, permasalahan ini muncul sejak beberapa bulan lalu dan semakin meruncing dari Juli kemarin. Pimpinan Popes Al Anwar, Syarkawi, tak ingin lingkungan ponpesnya terganggu dengan keberadaan objek wisata Setajau Indah yang dikelola secara swadaya oleh warga Desa Baru RT 8.
Baca Lainnya: Hasil Mediasi Buntu, Ponpes Al Anwar Masih Disegel
Sementara warga Desa Baru RT 8 tetap bersikeras mempertahankan objek wisata Setajau Indah untuk usaha sampingan mereka.
Lantaran dalam dua kali mediasi yang mempertemukan kedua pihak belum juga ditemukan solusi dan kesepakatan, Syarkawi memilih mengosongkan Ponpes Al Anwar dengan memulangkan seluruh santrinya. Hingga saat ini Ponpes Al Anwar masih kosong. (mj-025/dny)