Warung rujak di Jalan Keramat Manjang Kelurahan Barabai Selatan, Kecamatan Barabai, Kabupaten Hulu Sungai Tengah, Kalimantan Selatan ini selalu ramai dari pengunjung. Bahkan pembeli rela antre asalkan tetap bisa kebagian untuk membeli.
BARABAI, Muhammad Ramli
Rujak atau yang lebih dikenal masyarakat Kalimantan Selatan dengan bahasa Banjar Pencok, salah satu makanan yang terdiri dari buah-buahan yang di iris kecil, kemudian dibubuhi garam ataupun sambal kacang.
Warung rujak yang berada di Barabai ini setiap hari selalu ramai dengan pembeli. Warung ini milik warga setempat, Salmah.
Warung rujak ini diberi nama “Warung Pencok Sabar Menanti”. Memang tidak ada nama terpampang untuk warung tersebut, namun kata sabar menanti diberikan masyarakat karena setiap yang mau beli di tempat ini harus sabar menanti, bahkan sampai satu jam lamanya.
Salmah mengungkapkan, selain karena antrean, juga karena buah-buahannya tidak dikupas terlebih dulu, tapi baru dikupas dan dipotong-potong saat pembeli datang.
Selain itu, dia baru membuatkan rujaknya setelah terkumpul banyak pembeli, minimal tiga sampai lima orang.
Tidak bisa membuatkan cepat, karena dia harus menyajikan rujak dengan buah yang segar, termasuk bumbu rujak yang gurih dengan mengunakan gula aren asli, dicampur dengan kacang goreng dan sedikit petis.
“Kalau pembelinya tidak mau menunggu, biasanya saya tawarkan beli buahnya per satuan, plus sambal, untuk dikupas sendiri di rumah,” ujar Salmah.
Namun beruntungnya, tidak pembeli yang complain selama menunggu.
Salmah mengaku, buah yang dia pilih di pasar adalah buah yang berkualitas. Ada 10 macam, timun, pisang kepok (manurun) mentah, semangka, pepaya, mangga muda, jambu air, nenas, kedondong, bengkoang dan jeruk.
Dia berjualan rujak sejak tahun 2013, untuk membiayai anak perempuannya yang kuliah di salah satu universitas ternama di Banjarmasin.
Warung rujak tersebut buka sejak pukul 10.00 pagi hingga pukul 23.00 malam.(mdr/sir)