Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Fashion

Mau Tau Wasit Anti Suap Berlisensi C2 Di Batola? Baca Ini

344
×

Mau Tau Wasit Anti Suap Berlisensi C2 Di Batola? Baca Ini

Sebarkan artikel ini

MARABAHAN – Penggelut dunia sepak bola di Kabupaten Barito Kuala (Batola), khususnya di wilayah Kota Marabahan kini tak perlu lagi khawatir akan keberadaan wasit berlisensi untuk memimpin turnamen sepak bola tingkat kabupaten maupun pertandingan sepak bola tingkat provinsi yang biasa diadakan di Kabupaten Batola.

Pasalnya, Kabupaten Batola sudah mempunyai dua orang wasit muda berlisensi C2 yang sudah bisa ditugaskan untuk memimpin pertandingan sepak bola berskala provinsi.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Sebut saja diantaranya adalah Bobby. Pria kelahiran tahun 1987 Kelurahan Ulu Benteng Kecamatan Marabahan ini sudah mempunyai lisensi C2 sebagai seorang wasit sepak bola.

Wasit muda ini menceritakan, setelah ia memperoleh lisensi C3 dalam pelatihan wasit yang diadakan di Marabahan, kemudian ia berangkat ke Yogyakarta untuk mengambil lisensi C2 pada September 2016 kemarin.

Dengan modal lisensi C2 sebagai wasit sepak bola, saat ini Bobby sudah mengantongi pengalaman menjadi wasit di Liga 3 Indonesia dan pertandingan sepak bola di ajang Porprov 2017 yang diadakan di Kabupaten Tabalong belum lama tadi.

Dalam pengalamannya menjadi seorang wasit, pria yang kesehariannya bekerja sebagai tenaga honorer di Rumah Sakit Umum H Abdul Aziz Marabahan ini menuturkan sering sekali mendapat cemoohan hingga hinaan dari pemain, pelatih, sampai para penonton pada pertandingan sepak bola yang dipimpinnya.

“Suka dukanya menjadi seorang wasit ya sering dicemooh dan dihina oleh pemain, pelatih, hingga para penonton. Salah dicaci maki, benar tidak dipuji. Itulah kadang yang saya terima selama menjadi wasit. Tapi kita tetap respect terhadap peraturan yang ada,” tuturrnya.

Selama menjadi wasit, pria berusia 30 tahun ini mengakui tidak pernah sama sekali menerima suap.

“Alhamdulillah tidak pernah saya menerima suap. Wasit yang bisa disuap itu merusak fair play suatu pertandingan. Wasit adalah layaknya seorang pengadil di lapangan yang harus bersikap netral,” ujar wasit yang memimpin laga final Turnamen Sepak Bola Bupati Cup (TSBC) IV 2017 Batola itu. (dny)