Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Feature

Kisah di Balik Keceriaan Badut Jalan di Banjarbaru, Ternyata Seorang Perempuan Lulusan SD

Avatar
1937
×

Kisah di Balik Keceriaan Badut Jalan di Banjarbaru, Ternyata Seorang Perempuan Lulusan SD

Sebarkan artikel ini
Seorang wanita mengenakan badut jalan kostum Naruto di sekitar Q-Mall Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (foto:aristy)
Seorang wanita mengenakan badut jalan kostum Naruto di sekitar Q-Mall Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. (foto:aristy)

Kisah di balik keceriaan badut-badut jalan, tidak seceria kehidupan mereka. Profesi sebagai badut jalan bukan tanpa resiko, kadang harus kucing-kucingan dengan petugas Satpol PP yang sedang melakukan razia. Membungkus diri dengan badut menjadi satu-satunya pilihan karena terdesak kebutuhan ekonomi. Panas, gerah, bahkan untuk setiap buang air kecil maupun BAB sangat susah. Profesi ini ternyata bukan cuma dilakukan para lelaki, tetapi adapula dari perempuan.

BANJARBARU, koranbanjar.net – Sejumlah badut jalan tampak berderet di tepi Jalan Ahmad Yani, tepatnya di depan Q-Mall Kota Banjarbaru. Berbagai kostum mereka kenakan, ada yang menggunakan kostum Doraemon, Naruto, Ipin dan Upin, Bobo Boy serta kostum hero lainnya.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Satu dari mereka telah mencuri perhatian koranbanjar.net, seorang badut berkostum Naruto. Tadinya, kostum ini diduga telah dipakai seorang pria, ternyata setelah bagian kepala dibuka, kostum Naruto itu dikenakan seorang perempuan.

Badut Jalan Berkostum Naruto

Dia adalah Lia, seorang wanita yang berprofesi badut di pinggir jalan sekitar Q-Mall Banjarbaru, Kota Banjarbaru, Kalimantan Selatan. Kostum badut yang di pakai Lia adalah kostum Naruto. Setiap hari Lia bertengger di tepi jalan, mencari uang hanya mengandalkan menjadi badut.

Lia seorang badut yang berasal dari Banjarmasin, namun kini tinggal di Bajarbaru. Menurutnya, badut-badut yang beroperasi di lokasi tersebut, ada yang dari luar kota dan adapula dari kota setempat.

Dia mengaku tak bisa mencari kerjaan lain, karena hanya memiliki ijazah SD. “Mau mencari pekerjaan lain itu tentu ada niat, tapi mencari pekerjaan zaman sekarang susah, apalagi saya hanya memiliki ijazah SD. Untuk melanjutkan sekolah ke jenjang lebih tinggi, tidak punya biaya. Jadi saya menjadi badut saja,” kata Lia kepada koranbanjar.net, Jumat (4/6/2021).

Kadang Tidak Makan

Lia harus mengenakan kostum badut Naruto setiap hari, dia menunggu belas kasih orang yang lewat memberikan uang. Lia harus berpanas-panasan terbungkus dengan kostum badut. Untuk makan, Lia terkadang mendapat pemberian dari orang yang melintas. “Kalau makan, kadang ada dapat bantuan dari orang yang memberi, tapi kalau tidak ada yang memberi, yaa terkadang tidak makan,” jawab Lia.

Lia mengakui, untuk mengenakan kostum tersebut sungguh sangat “menyiksa”, karena panas. Namun dia tidak punya pilihan lain, untuk bisa mendapatkan uang.

Pendapatan Dipotong Sewa Kostum

Kostum yang dikenakan para badut tidak semua milik sendiri. Ada yang punya sendiri, namun adapula yang menyewa. “Kalau kostum badut ada yang nyewa, ada juga yang punya sendiri. Kalau nyewa biasanya dipotong 4 persen atau 5 persen dari pendapatan,” tutur Lia.

Lia bisa menghasilkan uang setiap hari sebagai badut jalan berkisar antara Rp40 sampai Rp50 ribu per hari. Rumahnya tidak jauh dari tempat dia mangkal, “Rumah saya di dekat sini saja, tidak jauh, bahkan berjalan kaki saja sampai,” ujar Lia.

Lia mangkal mulai pagi hingga sore, tiap siang dia beristirahat. Mengenakan kostum badut cukup merepotkan dirinya saat ingin buang air kecil atau BAB. Biasanya, kalau ingin buang air kecil, dia harus mencari WC umum atau pergi ke masjid.

Setiap hari, dia tidak pernah mangkal di tempat lain, tetapi hanya mangkal di sekitar Q-Mall Banjarbaru. “Biasanya kalau ada razia, terpaksa harus pindah. Tapi jarang ada razia, karena kami juga tidak sembarangan,” jawab Lia.

Lantas bagaimana kalau ada razia dari Satpol-PP, apakah lari atau tidak? “Kalau ada razia Satpol-PP, terkadang lari. Tapi kalau tertangkap razia biasanya ditahan. Namun jika ditahan hanya bagian kepala badutnya saja yang ditinggal, sedangkan bajunya tidak. Karena yang susah itu bikin bagian kepalanya,” kata dia.

Lia juga mengisahkan, apabila hujan, dia harus mengamankan kostum badut jalan yang biasa digunakan agar tidak basah. Keceriaan yang dia tunjukkan kepada pengguna jalan menjadi badut jalan, sebetulnya tidak seceria hidup yang dia jalani sehari-hari. (mj-36/sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh