BANJARMASIN, koranbanjar.net – Ketua DPW Partai Gelombang Rakyat (Gelora) Indonesia Kalimantan Selatan, Riswandi, tak ingin partainya disamakan dengan PKS. Sebab, menurutnya, Partai Gelora tentu berbeda dengan PKS.
“Kami jangan dikaitkan dengan PKS, karena Gelora punya platform sendiri dan tidak ada hubungannya dengan PKS,” ujarnya saat ditemui koranbanjar.net di kediamannya, Rabu (21/11/2019) malam.
Pindahnya sejumlah kader PKS ke Gelora, dikatakannya, pasti memiliki alasan masing-masing. “Tentu saya tidak bisa dan berhak mewakili, karena mereka punya pilihan pribadi,” ucap mantan anggota DPRD Kalsel itu dari PKS selama 3 periode itu.
Riswandi membantah ada banyak kader PKS yang pindah ke Partai Gelora. “Kita partai nasional Islami. Kalau di Kalsel dikatakan kadernya (Partai Gelora) banyak dari PKS mungkin tidak tepat. Kalau sebagian iya dari (PKS), tapi sebagian lagi itu dari mana-mana yang bukan dari PKS,” ungkapnya.
Menurutnya, sebagian kader PKS yang keluar karena mereka memiliki sudut pandang tersendiri.
“Kalau di Gelora ada tiga sudut pandang berbeda. Hal pertama ialah kita ingin lebih kokoh identitas keindonesian. Kedua, kita ingin agar aktivitas kepartaian itu menyenangkan. Karena itu kreatifitas kata kuncinya. Ketiga, berpartai itu berarti ingin berkolaborasi dengan siapa saja,” paparnya.
Sedangkan untuk dasarnya, Partai Gelora memiliki ideologi berazaskan Pancasila yang berkarakter Islam, nasionalis, demokrasi, dan kesejatheraan.
“Terpenting Gelora menginginkan cita-cita agar bisa mencapai kekuatan lima besar dunia, karena seluruh potensi yang dimiliki Gelora sangat memungkinkan dan bisa menempati posisi tersebut,” ujarnya.
Riswandi berpendapat, Indonesia di masa depan perlu merangkul lebih banyak pihak dan tidak perlu lagi terkait dengan isu-isu agama serta nasionalisme.
Baca juga: Ketua PKS Banjarmasin: PKS dan Partai Gelora Tak Berkonflik
“Tidak dipertentangkan, itu harus disinergikan. Religius dalam keislaman itu menjadi satu kesatuan,” tandasnya. (ags/dny)