Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Feature

Kakek Ini 10 Tahun Tinggal Sebatang Kara di Gubuk Irigasi Sekumpul

Avatar
1922
×

Kakek Ini 10 Tahun Tinggal Sebatang Kara di Gubuk Irigasi Sekumpul

Sebarkan artikel ini
Kakek Hudri di gubuk kecilnya di kawasan bantaran Irigasi Sekumpul, Martapura, Kalsel. (foto: koranbanjar.net)
Kakek Hudri di gubuk kecilnya di kawasan bantaran Irigasi Sekumpul, Martapura, Kalsel. (foto: koranbanjar.net)

Kehidupan seorang kakek asal Gambut, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan, Muhammad Hudri (65) ini terbilang cukup memprihatinkan. Meski mempunyai sanak keluarga, lelaki yang biasa disebut Kakek Hudri ini memilih tinggal sebatang kara di sebuah gubuk kecil yang terletak di sekitar jembatan irigasi Sekumpul Martapura atau sekitar bantaran irigasi Sekumpul.

MARTAPURA, koranbanjar.net – Di sekitar jembatan irigasi arah menuju Sekumpul di Kota Martapura, terdapat sebuah gubuk kecil yang ditempati Kakek Muhammad Hudri.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Lelaki tua ini tinggal di sana sekitar 10 tahun, sekarang gubuknya terancam kena gusur oleh pemerintah daerah setempat yang akan melaksanakan revitalisasi Sekumpul, antara lain pembangunan taman.

Kakek Hudri berasal dari Gambut, sejak dulu dia merantau ke Martapura setelah ditinggalkan istri dan anaknya ke Kalimantan Timur. Meski Hudri mempunyai sanak famili di Kota Martapura, namun keluarganya tak peduli. Kecuali sesekali datang untuk menegok dan memberi makan.

Kakek Hudi di gubuk kecilnya di kawasan bantaran Irigasi Sekumpul, Martapura, Kalsel. (foto: koranbanjar.net)
Kakek Hudri di gubuk kecilnya di kawasan bantaran Irigasi Sekumpul, Martapura, Kalsel. (foto: koranbanjar.net)

Di sekitar kawasan itu, Kakek Hudri juga kadang berjualan poster-poster bergambar ulama, Guru Sekumpul, Habib Umar dan poster lainnya. Ditambah dengan dagangan berupa tasbih dan buku petunjuk sholat.

Kakek Hudri memperoleh dagangan itu dari orang yang menaruh iba dan memberi uang. Kemudian uang pemberian ditabung, dibelikan dagangan. “Berjualan yang semacam ini hanya untuk mengambil berkah dan usaha supaya tidak meminta- minta,” ujar Kakek Hudri.

Muhammad Hudri.
Muhammad Hudri.

Kakek Hudri berjualan dari pagi hingga siang, ketika mau sholat dzuhur dia menutup jualan dan pergi ke Masjid Al Karomah untuk beribadah dan beristirahat di masjid. Dia tidur di tempat yang tak menentu, kadang tidur di masjid dan kadang di gubuknya. “Tergantung kuat atau tidaknya jalan kaki,” ujar Hudri.

“Jadi kalo soal makan, alhamdulillah ada aja orang memberi rezeki, walaupun saya tidak meminta,” pungkasnya.(mj-40/sir)

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh