HSS, KORANBANJAR.NET – Ibarat perempuan, berdandan cantik tak jadi jaminan membuat banyak orang tertarik. Mungkin itulah perumpamaan yang cocok untuk menceritakan pasang surut pengunjung di objek wisata pemandian air panas Tanuhi beserta penginapannya, di Desa Hulu Banyu, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).
Pasalnya, sejak direnovasi pada akhir tahun lalu, penginapan di Tanuhi milik Pemkab HSS yang mengunggulkan pemandian air panasnya itu tak jua berhasil mendongkrak jumlah pengunjung pada libur lebaran kemarin.
Hal tersebut diakui pengelola objek wisata pemandian air panas Tanuhi, Ibnu, saat ditemui koranbanjar.net di Desa Hulu Banyu, Sabtu (15/6/2019).
Dia mengatakan, di hari pertama dan kedua lebaran tercatat hanya ada 2.500 pengunjung (termasuk penginap) yang datang di objek wisata air panas Tanuhi. Di hari berikutnya, disebutkan Ibnu, jumlah kunjungan terus mengalami penurunan.
Ibnu membeberkan, jika dibanding tahun lalu maka penurunan kunjungan yang terjadi ada sekitar 35 persen. “Hari ini (Sabtu 15 Juni) pun hanya ada sekitar 30 sampai 35 orang pengunjung yang datang,” ujarnya.
Penurunan jumlah pengunjung ini tak hanya pada pemandian air panas Tanuhi saja, namun juga terjadi pada seluruh kunjungan wisata yang ada di Loksado. Berdasarkan penjualan karcis retribusi yang berada di dusun Muara Hatib, Desa Hulu Banyu, total pengunjung wisata di Loksado pada libur lebaran kemarin hanya mencapai empat ribuan orang. Jumlah tersebut tergolong menurun dibanding kunjungan pada beberapa tahun belakangan.
Dari angka tersebut, sekitar dua ribuan orang diketahui mengunjungi objek wisata pemandian air panas Tanuhi. Sedangkan sisanya mengunjungi air terjun Haratai, air terjun Kilap Api dan wisata lainnya yang tersebar di Kecamatan Loksado.
Penurunan jumlah pengunjung di seluruh objek wisata yang ada di Loksado ini dibenarkan dua orang petugas pemungut retribusi di dusun Muara Hatib, dari Dinas Pemuda, Olah Raga dan Pariwisata HSS, Roni dan Jarmandi.
“Tahun sebelumnya ada sekitar tujuh ribuan bahkan hingga sepuluh ribuan pengunjung yang datang ke sini (Loksado),” ujar Jarmandi.
Menurut Roni, Jarmandi, maupun Ibnu, penurunan pengunjung pada objek wisata di Loksado pada libur lebaran tahun ini disebabkan dua faktor. Pertama karena hujan yang hampir setiap hari melanda wilayah Kalsel, dan kedua karena pengunjungnya terbagi pada objek wisata di kabupaten lain. (yat/dny)