KOTABARU, koranbanjar.net – Tak bisa dipungkiri, kawasan siring laut Kotabaru saat ini menjadi tempat rekreasi populer bagi masyarakat setempat maupun para pengunjung dari luar daerah. Bahkan, oleh Pemkab Kotabaru, kawasan siring laut yang terkenal dengan maskot patung ikan todaknya itu dijadikan sebagai salah satu wisata lokal andalan Kotabaru.
Namun siapa sangka, di balik itu semua ternyata kawasan siring laut Kotabaru menyimpan sejumlah ranjau aktif peninggalan tentara Jepang saat perang dunia kedua.
Di mana saja posisinya dan berapa jumlah pastinya, hingga kini tak ada yang tahu. Namun yang jelas, Lanal Kotabaru bisa memetakan sebaran ranjau-ranjau itu.
“Jadi tidak spesifik posisinya ada di mana dan berapa jumlahnya, tapi sebarannya bisa dipetakan secara jelas. Pada area ranjau ada garisnya di sini, dan siring laut termasuk area yang terdapat ranjau aktif. Di tengah-tengahnya itu baru bebas dari area ranjau,” ungkap Komandan Lanal Kotabaru, Letkol Laut (P) Guruh Dwi Yudhanto sambil menunjuk peta area ranjau kepada koranbanjar.net, Kamis (19/9/2019) siang tadi.
Guruh menyebut ranjau-ranjau itu saat ini terpendam di dasar laut dan sudah tertimbun lumpur. Kendati demikian, bukan berarti ranjau tersebut tak dapat diambil. Lanal Kotabaru bisa saja mengambilnya. Namun dengan catatan harus berdasarkan kesepakatan dari Pemerintah Daerah Kabupaten Kotabaru.
Jika disepakati, maka Lanal Kotabaru akan meminta bantuan ke Markas Besar Angkatan Laut (MBAL) di Jakarta untuk dukungan pengambilan serta pengangkatan ranjau.
Namun permasalahannya, pengambilan ranjau tak semudah yang dikira. Operasi pengambilan akan melibatkan banyak tim dan biaya.
“(Di MBAL) akan dibuat tim, seperti tim deteksi ranjau, tim penyelamnya, tim Kopasca untuk peledakannya, dan juga tim Satuan Ranjau Koarmada II untuk pengamanan perairan. Jadi memang harus lengkap timnya,” jelasnya.
Menurut Guruh, Lanal Kotabaru sudah menyarankan Pemkab Kotabaru agar secepatnya membersihkan ranjau itu sebelum menimbulkan korban. Lanal Kotabaru juga sudah menjelaskan ke Dinas Pariwisata Kotabaru terkait keberadaan ranjau.
“Sebagai pihak yang paling paham dan berwenang terhadap keamanan laut, Lanal hanya menyarankan, dan memang sudah kita sarankan. Namun sejauh ini masih didiskusikan di sana (Dinas Pariwisata), baik dari segi anggaran maupun yang lainya,” jelasnya.
Jika hasil diskusi dan pertimbangan bersama pihak Dinas Pariwisata Kotabaru menyetujui pengambilan ranjau, maka operasi pengambilan akan segera dilakukan Lanal Kotabaru.
Baca Juga: Rencana Perpanjangan Siring Kotabaru Terkendala Ranjau Aktif Peninggalan Jepang
Diberitakan koranbanjar.net sebelumnya, akibat adanya ranjau aktif tersebut, Pemkab Kotabaru harus menunda rencana mereka membangun masjid terapung dan memperpanjang siring ke arah laut. Pemerintah khawatir pengembangan siring laut akan menimbulkan korban jika di dasar laut mereka masih terdapat ranjau aktif. (cah/dny)