Pasca kebakaran hebat yang menghanguskan sedikitnya 7 bangunan rumah dan ruko di Jalan Pangeran Antasari, Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin menyisakan kisah aneh tentang meninggalnya bocah 7 tahun bernama Muhammad Rizal.
BANJARMASIN, Leonsyah
Selasa (1/2/2022) sekitar pukul 11.00 Wita, media ini mendatangi lokasi bekas kebarakan hebat di Jalan Pangeran Antasari atau dikenal dengan Jalan Jati Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.
Menelusuri kisah tentang kematian Rizal yang cukup mengenaskan dengan kondisi tubuh hangus akibat terperangkap dalam kobaran api yang meluluhlantakan rumah kakeknya, tempat tinggal almarhum.
Setibanya di lokasi tampak 6 bangunan rumah hanya tinggal puing-puing menjadi arang, satupun tiada yang tersisa.
Tampak seorang laki-laki tua diperkirakan 50 tahun, menghampiri dan bertanya tentang maksud kedatangan siapa wartawan koranbanjar.net.
Laki-laki tua itu mengaku bernama Dahrawi.
“Saya kakek almarhum,” ucapnya dengan raut wajah yang masih terlihat sedih.
Kakek Dahrawi pun bercerita, beberapa malam sebelum kejadian kebakaran, pola tingkah Rizal cukup aneh.
“Malam sebelum kejadian, ia mau dijemput mamanya tidur di sana, kata almarhum cucu saya, kada (tidak mau), mau ikut kai (kakek) aja, padahal sebelum – sebelumnya memang kadang tidur di tempat mamanya,” tutur Dahrawi mengawali ceritanya.
Lanjut, tingkah almarhum yang belum memasuki masa baligh ini, merajuk minta minum, padahal tidak pernah bertingkah seperti itu.
Menurut kakek penjual sate di Pasar Antasari ini, cucunya bisa dikatakan termasuk anak pintar tidak pernah menuntut minta belikan apa yang diinginkan seperti layaknya anak – anak seusiannya.
“Minta duit pun, bisanya cuman menyebut ta uit (minta duit) ua bu (dua ribu), itu aja kalau minta duit sama saya, sama mamanya atau sama pamannya,” sebutnya.
Di sela pembicaraan saya dengan kakek Dahrawi, Dinawati sang ibu almarhum menimpali, dan apa yang disampaikannya cukup mengejutkan saya.
“Anak itu semasa hidupnya, dua kali ditabrak mobil, tidak apa – apa, paling luka ringan, patah tulang atau pendarahan cukup parah pun tidak ada,” tutur sang Ibu yang mengaku bercerai dengan ayah kandung Rizal, bernama Syamsul.
Lanjut dikisahkan, waktu itu almarhum sedang ia gandeng saat berjalan di pinggir jalan depan kawasan Pasar Antasari, tiba – tiba badan almarhum ditabrak mobil dan terpental kemudian masuk ke dalam bawah mobil yang menabrak itu.
“Tiba – tiba tangan almarhum lepas dari genggaman saya, saya teriak Rizal mana Rizal, mana anaku, lalu kawan saya bilangin, itu anak mu ada di bawah mobil,” kisahnya.
Setelah itu, sambungnya, Dinawati membawa almarhum ke rumah sakit untuk dirontgen.
“Namun apa, hasil rontgen tidak ada apa – apa, bengkak dan memar pun tidak ada,” tuturnya.
Kemudian, kejadian kedua almarhum ditabrak mobil honda merek CRV. Ketika itu almarhum sedang asik bermain di pinggir jalan kawasan Jalan Pangeran Antasari.
“Tiba – tiba mobil CRV itu menabraknya dan terpental cukup jauh, saya dikabari tetangga langsung kaget dan mendatangi anak saya, ternyata alhamdulillah juga tidak apa – apa, padahal kata Dina, orang – orang yang menyaksikan kejadian waktu itu, memastikan anak itu meninggal, karena sempat tidak bernapas,” tuturnya.
Dikatakan Dina, almarhum kalau sakit tidak pernah mengeluh, cerewet atau rewel. Ini yang membuat dirinya terpukul, tidak mengeluh saat sakit, malah pergi selama – lamanya meninggalkan ayah, ibu dan kakek, neneknya dalam keadaan cukup mengenaskan.
“Saya sangat terpukul, dan sangat kehilangan anak yang kuat tidak pernah mengeluh saat sakit,” ucapnya sembari menitikan air mata, Saya pun ikut larut di dalam kesedihan itu.
Ksah Aneh Rizal Meninggal Dunia Terperangkap Api
Saat Api mulai muncul dari atap salah satu rumah di samping rumah Dahrawi, kakek ini mulai menyelamatkan orang – orang yang berada di dalam rumahnya.
“Saya terlebih dulu menyelamatkan istri saya, karena kebetulan waktu itu neneknya almarhum ini sedang sakit, jadi saya angkat saya gendong menuju tempat aman,” tuturnya.
Api mulai membesar namun belum sampai menjilat bangunan rumahnya. Lalu Dahrawi mencari almarhum ke dalam rumah, ke berbagai sudut rumah dan di dalam kamar.
“Anehnya rizal tidak ada, saya pun kembali ke luar,” kata Dahrawi.
Dahrawi bilang kepada istrinya, bahwa Rizal tidak ada di dalam. Namun istrinya mengotot, mengatakan bahwa cucu mereka masih di dalam sedang tidur.
“Saya balik lagi ke dalam rumah mencoba mencari, mengobrak abrik setiap sudut rumah, dibantu orang – orang BPK, kalau tidak salah ada 4 orang, tetap Rizal tidak ditemukan,” ungkapnya merasa aneh.
Ternyata, sambung Dahrawi ditambah keterangan Dinawati, orang – orang di luar ribut, mengatakan kalau almarhum Rizal ada di Masjid Agung Miftahul Ihsan dapat Pasar Antasari atau lebih dikenal Pasar Hanyar.
“Tiba – tiba orang – orang di luar sana mengatakan kalau Rizal ada di masjid Agung,” ungkap Dahrawi.
Oleh karena itu, dirinya mencoba meyakinkan istrinya yang begitu sayang dengan almarhum, bahwa Rizal sudah keluar rumah dan ada di masjid.
Tapi istrinya bersikeras tidak percaya, dirinya merasa yakin kalau cucu kesayangannya itu masih ada di dalam amukan api yang membakar kediaman orang tua Dinawati ini.
Kurang lebih 1 jam setengah ganasnya kobaran api mulai menurun hingga akhirnya padam dengan menghabiskan sedikitnya 7 rumah dan ruko di kawasan tersebut.
Dahrawi masih penasaran, dicarinya lagi cucunya di antara reruntuhan rumah yang tinggal puing dan menjadi arang ini.
Tiba – tiba dirinya kaget dan hampir tidak percaya, di kamar yang tadinya dicari berulang – ulang bersama relawan BPK tidak ada, ternyata Dahrawi menyentuh kaki bocah itu.
“Saya langsung nangis, sambil berkata zal, zal kenapa tadi kamu tidak ada zal, kai (kakek) ini beberapa kali tadi mencari kesana kemari, masa cuman di dalam kamar segini kok tidak ada, tiba – tiba ada,” ucap Dahrawi sembari memperagakan saat dirinya berusaha mencari almarhum Rizal.
Mendapat kabar miris dan memilukan ini, sang nenek (istri Dahrawi) seketika syok dan pingsan hingga beberapa hari, bahkan sampai saya datang melakukan wawancara ini, sang nenek masih belum betul – betul sadar.
“Mulutnya selalu menyebut Rizal cucuku, Rizal cucuku sambil matanya ke atas memandang kesana-kemari setelah itu pingsan lagi,” ucap Dahrawi.
Lebih memilukan, sang ibu, Dinawati mengungkapkan, setelah anaknya meninggal dan mau dikuburkan, salah satu keponakan Dinawati, tubuh sepupu almarhum yang seusia dengannya dimasuki arwah (roh Rizal)
“Melalui tubuh sepupunya, Rizal berucap, ma Rizal mau berangkat ma, ampuni Rizal ma, Rizal mau berangkat,” tutur Dahrawi.
Ibunya, sempat tidak ingin merelakan almarhum pergi selamanya.
“Terus kami bilang sudah Din, lepaskan relakan, akhirnya baru dilepaskan, lalu kemudian jasad Rizal dikubur, insya Allah cucu saya syahid,” tutupnya sembari berdoa untuk almarhum.
Jasad Muhammad Rizal dikuburkan di Kampung Gedang Kecamatan Banjarmasin Tengah Kota Banjarmasin.
Di atas kayu – kayu bekas kamar almarhum yang sudah menjadi arang, saya melihat ada taburan bunga di atas kayu – kayu arang itu.
Sayangnya, saat saya ingin bertanya apa maksud dari taburan bunga ini, baik Dahrawi maupun Dinawati, keduanya sudah meninggalkan lokasi kebakaran entah kemana.(*)