BANJARMASIN, koranbanjar.net – Ketergantungan terhadap batu bara membuat perekonomian Kalsel menjadi lambat seiring menurunnya permintaan batu bara dari negara mitra dagang.
Hal ini di ungkapkan oleh Anggota Komisi XI DPR RI, Ahmad Noor Supit usai menghadiri acara serah terima jabatan (Sertijab) Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalsel yang baru dari Harymurthy Gunawan kepada Herawanto di Neptunus Ballroom Hotel Golden Tulip Banjarmasin, Senin (2/4).
Menurut Ahmad Noor Supit, sekaranglah waktunya Kalsel untuk melepas ketergantungan pada tambang batu batu bara dan beralih ke sektor pertanian karena pengembangan pertanian dan perkebunan mempunyai potensi besar di Kalsel dan harus di garap.
“Harus ada inovasi supaya bisa menerobos pertumbuhan ekonomi pada daerah-daerah di Kalsel agar pertumbuhan ekonomi bisa meningkat sesuai target ekonomi nasional,” pungkasnya.
Senada dengan Ahmad Noor Supit, di tempat yang sama, Wakil Gubernur (Wagub) Kalsel Rudy Resnawan mengatakan kepada para awak media, Kalsel tidak bisa jika hanya mengandalkan pertambangan batu bara saja karena lambat laun akan habis.
Namun, walaupun begitu, menurut Rudy, batu bara di Kalsel tetap harus di ekploitasi dan di olah menjadi bahan baku setengah jadi untuk keperluan industri pengolahan.
Rudy Resnawan menuturkan, telah banyak negara-negara kaya yang punya tambang batu bara tetapi kemudian malah mengalami perekonomian yang hancur.
“Kita sudah liat di negara-negara yang dulunya kaya dan punya tambang tapi karena hanya mengandalkan pertumbuhan ekonomi dari batu bara saja, akhirnya pun habis dan perekonomiannya hancur. Bahkan, ada suatu pulau yang dulunya kaya raya tapi sekarang sudah tidak berpenghuni lagi,” tuturnya. (leo/dny/kie)