BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Hingga saat ini Komisi Pemilihan Umum Daerah (KPUD) Banjarbaru belum bisa memastikan kapan KPU RI memberikan dana santunan kepada tiga orang petugas Kelompok Penyelenggara Pemungutan Suara (KPPS) yang meninggal di Banjarbaru beserta tujuh petugas lainnya yang sakit.
Padahal menurut Ketua KPUD Banjarbaru, Hegar Wahyu Hidayat, pendataan terkait verifikasi terhadap seluruh petugas KPPS di Banjarbaru yang meningal dan sakit sudah selesai dilakukan. Hasil verifikasinya pun, sebut Hegar, sudah dikirim ke KPU RI.
“Kami (KPUD Banjarbaru) belum tahu informasi pasti tanggalnya kapan santunan diberikan,” ujar Hegar saat ditemui koranbanjar.net di Kantor KPUD Banjarbaru, Rabu (22/5/2019).
Dia menjelaskan, nantinya dana santunan yang diberikan bukan dalam bentuk uang tunai, melainkan ditransfer langsung oleh KPU RI melalui rekening masing-masing keluarga korban.
“Jadi kita tinggal menunggu penyampaian santunannya saja,” jelasnya.
Kemudian untuk nominal dana santunan, dipaparkan Hegar, diberikan sesuai kondisi masing-masing penerimanya berdasarkan apa yang telah dialami.
“Kalau meninggal akan mendapat santunan senilai Rp 36 juta. Sedangkan bagi yang sakit itu tergantung berapa hari rawat inapnya, kalau 1 sampai 2 hari dapat santunan Rp 2 juta, 3 sampai 4 hari dapat Rp 4 juta,” ucapnya.
Berdasarkan data KPUD Banjarbaru, berikut tujuh petugas KPPS wilayah Banjarbaru yang sakit:
NO |
NAMA | USIA | ASAL KPPS | PEKERJAAN | ALAMAT | KONDIISI PENERIMA |
1. | Wahyu Pujianto | 49 | TPS 22 | Swasta | Jalan Datar Laga RT 23, Kelurahan Kemuning, Kecamatan Banjarbaru Selatan | Sakit berat kategori 2. Opname di RS Syifa Medika Banjarbaru dari 24-28 April |
2. | Subliansyah | 61 | TPS 32 | Pensiunan | Jalan Al Fajar, RT 18, Kelurahan Kemuning, Kecamatan Banjarbaru Selatan | Sakit sedang kategori 2. Opname di RS Syifa Medika Banjarbaru dari 24-25 Apri |
3. | Djoni Takaendengan |
68 |
TPS 50 | Wiraswasta | Jalan Unlam 1 Sumber Sari No 16 RT 18, Kelurahan Sungai Besar, Kecamatan Banjarbaru Selatan | Sakit sedang kategori 1. Opname di RS. Syifa Medika Banjarbaru dari 21-24 April |
4. | Shella Oktaviana | 19 | TPS 52 | – | Komplek Citra Palam Permai RT 43, Kelurahan Guntung Manggis, Kecamatan Landasan Ulin | Sakit berat kategori 1. Opname di RS Pelita Insan dari 28 April-1 Mei |
5. | Desi Andriana | 21 | TPS 42 | – | Jalan Kenangan RT. 06 RW. 09 Kelurahan Landasan Ulin Timur Kecamatan Landasan Ulin | Sakit berat kategori 2 dari 18-22 April |
6 | Nita Andriani | 37 |
TPS 08
|
Ibu Rumah Tangga | Transad Palam Blok A RT 7, Kelurahan Palam | Sakit berat kategori 2, 18 April, di RS Idaman Banjarbaru |
7. | Muhammad Sahri | 57 | TPS 11 |
– |
Transad Palam Blok D RT 10, Kelurahan Palam | Sakit berat kategori 1. Opname di RS Idaman Banjarbaru dari 24 April – sekarang |
Tiga petugas KPPS wilayah Banjarbaru yang meninggal:
NO |
NAMA | USIA | ASAL KPPS | PEKERJAAN | ALAMAT | WAKTU MENINGGAL |
1. | Syurkani | 50 | TPS 37 | PNS | Komplek Kelapa Sawit RT 1 Kelurahan Sungai Besar Kecamatan Banjarbaru Selatan | |
2. | Muhammad Rizaldi | 19 | TPS 12 | Mahasiswa | Jalan Bina Putra RT 11 Kelurahan Guntung Payung |
27 April |
3. | Adenan |
53 |
TPS 03 | Karyawan Swasta | Jalan Caraka Jaya RT 2, Kelurahan Landasan Ulin Utara, Kecamatan Liang Anggang | 27 April |
Dari catatan koranbanjar.net, Banjarbaru menjadi salah satu kota yang mengalami kematian petugas pemilu terbanyak di Kalsel, sejajar dengan Kota Banjarmasin, Kabupaten Banjar dan Tanah Bumbu, yang juga kehilangan masing-masing tiga nyawa petugas pemilunya.
Jumlah totalnya, petugas pemilu (termasuk KPPS, PPS, petugas ketertiban TPS) yang meninggal di Kalsel mencapai 22 jiwa. Dari 13 kabupaten dan kota yang ada, hanya Kabupaten Barito Kuala (Batola) dan Kotabaru saja yang petugas pemilunya tak mengalami kematian. (Baca rincian datanya: 22 KPPS Kalsel Meninggal, Ketua KPU Akui Tak Periksa Kesehatan). Kematian petugas pemilu yang nyaris menimpa setiap daerah di Kalsel itu terjadi dalam kurun waktu dua minggu pasca pemungutan suara dalam pemilu serentak, 17 April lalu.
Hingga kini KPUD Banjarbaru belum mampu mengetahui secara persis faktor yang menjadi penyebab kematian tiga petugas KPPS di wilayahnya. Hegar beralasan hal itu dikarenakan KPUD Banjarbaru tidak mendapatkan data medis yang lengkap.
“Dari informasi yang kita dapat, yang sakit itu sudah beberapa kali rawat inap. Kemudian dibawa pulang dan meninggal di rumah. Jadi pihak rumah sakit tidak bisa mengeluarkan rekam medis karena meninggalnya tidak di rumah sakit. Begitu pula dengan rata-rata penyebab kematian, kita tidak bisa memastikan karena data-data medisnya tidak ada di berkas,” tandasnya. (ykw/dny)