BANJARMASIN, koranbanjar.net – Ungkapan kata berbahasa Banjar yang mulai memudar, memantik beberapa elemen Urang Banjar berkumpul untuk mendiskusikan.
Munculnya diskusi ungkapan bahasa Banjar kaya makna tersebut lantaran ramai penghuni media sosial (Medsos) di Banjarmasin yang memperdebatkan kata dalam Bahasa Banjar.
Perdebatan itu muncul seiring kata ungkapan dalam bahasa Banjar yang sampai hari ini perlahan-lahan mulai pudar dan akhirnya hilang.
Itulah mengapa Kepala Ombudsman Kalimantan Selatan Noorhalis Majid kembali mencoba mengangkat hal itu melalui diskusi yang digelarnya belum lama tadi, di kediamannya Rumah Alam Sungai Andai, Komplek Andai Jaya Persada blok D RT 34 Nomor 8, Banjarmasin Utara, Sabtu (11/1/2020).
Menurutnya, diskusi sudah ketiga kalinya itu diikuti berbagai akademisi, sastrawan, budayawan, seniman Kalsel serta dosen dan beberapa orang dari organisasi HMI.
Dari diskusi itu, mereka rupanya sepakat dengan kata-kata ketika orangtua menyampaikan kepada generasi saat ini, kadang mereka tidak mengetahui maknanya apa.
“Contohkan tepiasat atau menimpakul, timpakulnya sendiri ia tidak pernah melihat apa lagi maknanya sendiri,” tuturnya. (ags/dya)