Menanggapi foto Calon Gubernur Kalsel, Sahbirin Noor yang menggandeng habib dan H. Denny Indrayana yang digandeng ulama, hingga beredar di media sosial (medsos), Habib Fathurrahman Bahasyim (dzuriat Habib Hamid Basirih), mengingatkan kepada masing-masing tim sukses paslon agar tidak kebablasan dalam menyikapi, hingga menjatuhkan marwah ulama maupun habib hanya karena persoalan gandeng-menggandeng tersebut.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Habib Fathurrahman Bahasyim kepada koranbanjar.net, Jumat, (23/4/2021) mengatakan, menjelang Pemungutan Suara Ulang (PSU) Pilgub Kalsel, 09 Juni 2021 mendatang, situasi perpolitikan di Kalimantan Selatan memang sedang panas.
Dzuriat Habib Basirih ini saat ditemui di kediamannya di Jalan Keramat Basirih, Kota Banjarmasin menyatakan, setiap kubu paslon atau masing-masing sedang memanfaatkan situasi untuk menarik simpatik masyarakat. “Untuk menarik simpatik, masing-masing kubu itu sangat wajar dan sah-sah saja,” ungkapnya.
Hanya saja, lanjutnya, ada beberapa pendukung yang buta fanatisme, sehingga melakukan segala cara yang tidak benar. Sosok habib dan ulama seolah-olah dibawa dalam proses persiapan menghadapi PSU.
BACA JUGA ; Tim H2D Peringatkan Media yang Sebut Pilgub Diundur Terkait Pengaduan Komisioner Banjar
Seorang ulama maupun habib, katanya, sah-sah saja untuk mengikuti politik, mungkin tujuan habib atau ulama tidak seperti yang lain. Jika habib dan ulama tidak peduli terhadap politik, berarti cukup bertasbih saja. Dan sikap itu, menurutnya, juga salah.
Fungsi habib dan ulama adalah sebagai pengendali atau mengingatkan pemimpin atau wakil rakyat yang tidak berpihak kepada rakyat. Banyak produk pemilihan legislatif atau kepala daerah yang justru menyengsarakan rakyat.
Habib Fathur mengaku baru saja melihat foto dari akun facebooknya, tentang foto dirinya dan ulama yang disandingkan, kemudian dibandingkan dengan kalimat yang satu menggandeng habib dan satunya digandeng ulama. “Konotasinya itu sudah jelek,” ungkapnya.
Kata-kata membandingkan itu, imbuhnya, sangatlah berlebihan dan tidak pantas.
“Jika habib atau ulama mendukung salah satu paslon, itu wajar. Tetapi kata-kata dari tim sukses menanggapi dukungan itu jangan terlalu berlebihan, yang akhirnya malah menjatuhkan marwah habib dan ulama,” ingatnya.
BACA JUGA : Hadapi PSU Pilgub Kalsel, Ketua Tim Golkar Wajibkan Kader Memenangkan
Dia menegaskan, inti dari silaturrahmi itu adalah bukan soal menggandeng dan digandeng, melainkan umara memang harus datang kepada habib maupun ulama.
Artinya, habib dan ulama memang bertugas menjadi penasihat para calon pemimpin untuk mengarahkan ke jalan benar dan adil, untuk kepentingan umat.
Oleh sebab itu, sambungnya, kunjungan calon gubernur bersilaturrahmi ke habib maupun ulama tidak ada larangan, justru dipersilakan. “Saya tidak pernah melarang atau mengunci pintu bagi siapa saja yang ingin bersilaturahmi dan minta doa, kita akan doakan,” ungkapnya.
BACA JUGA ; Beredar Video dengan Sahbirin, Denny Tegaskan Pilgub tak Bisa Negosiasi
Jangan selalu diartikan, habib atau ulama yang didatangi paslon, kemudian disebut mendukung salah satu paslon, “Itu jangan sampai terjadi,” katanya.
Kecuali, katanya, seperti video yang dibuatnya untuk mendoakan paslon, semua akan didoakan. Karena semua itu adalah hak masing-masing.(mj-33/sir)