Konon pada abad 16 Masehi diceritakan, sebagai syarat kebersediaan Putri Junjung Buih dipersunting Patih Lambung Mangkurat menyediakan kain yang ditenun dari bahan rempah. Berwarna Kuning, dikerjakan dalam satu hari oleh 40 perawan, untuk menjadi permaisuri di Kerajaan Dipa.
KALSEL, koranbanjar.net – Di legenda lain, Putri Junjung Buih yang berasal dari Kerajaan Nan Sarunai menampakkan dirinya ke alam manusia dengan menggunakan kain Langgundi/Sarigading hasil tenunan 40 wanita perawan.
Menurut tokoh Kabupaten Hulu Sungai Utara, Hero Setiawan atau yang lebih dikenal dengan sebutan Iwan Alabio, Husaini warga Desa Cangkering Kecamatan Amuntai Selatan Kab Hulu Sungai Utara saat ini sedang berjuang mengangkat kearifan lokal Hulu Sungai Utara tersebut,
Pemuda milenial ini sangat visioner, diawali dengan meminta restu kepada keturunan silsilah Candi Agung untuk memberikan sedikit sentuhan modern terhadap kain tenun sarigading tanpa meninggalkan keaslian motif (kekhasannya).
Dengan melibatkan warga setempat khususnya ibu-ibu rumah tangga, Husaini memberikan pelatihan tenun ikat untuk memberdayakan masyarakat.
Pencapaian Husaini, saat ini terpilih dua nominator Kalimatan Selatan tergabung dengan 20 nominator lainnya dari tujuh ribuan peserta yang mengikuti even Apresiasi Kreasi Indonesia (AKI) Tahun 2023 atau lebih di kenal dengan Program Pengembangan Ekonomi Kreatif melalui Peningkatan Kapasitas dan Pameran kepada Para Pelaku Ekonomi Kreatif, yang diselenggarakan Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Kemenparekraf) serta dilead Menparekraf Sandiaga Uno.
“Ini pencapaian luar biasa, selain mengangkat kearifan lokal yang hampir punah, juga akan mengangkat nama daerah hulu sungai utara khususnya. Perlunya dukungan multistakeholder karena Husaini tidak akan bisa berjalan sendirian,” tutup Iwan Alabio. (sir)