BANJARBARU, koranbanjar.net – Meski sudah ada sepuluh ribu lebih penderita ISPA di Banjarbaru akibat terdampak kabut asap dari kebakaran hutan dan lahan (karhutla) berdasarkan data Dinas Kesehatan setempat, namun Kepala Seksi (Kasi) Lingkungan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Banjarbaru Mila, mengatakan kabut asap masih di bawah normal dan tidak berbahaya.
“Tidak berbahaya dan masih di bawah normal,” ujarnya kepada koranbanjar.net, Jumat (13/9/2019).
Hal itu, menurutnya sesuai intervensi pengukuran kabut asap dari DLH Banjarbaru yang hasilnya masih berstatus aman.
Namun, disampaikannya, masyarakat harus selalu memakai masker dan tetap waspada terhadap penyakit yang ditimbulkan dari dampak kabut kabut asap.
“Kami selalu melakukan pengawasan walaupun intervalnya (kabut asap) tidak beresiko. Memang jarak pandang akibat terhalang kabut asap saat ini memprihatinkan. Mulai dari jarak 200 meter hingga 100 meter. Itu terjadi (di Banjarbaru) setiap pagi menjelang siang,” katanya.
Warga Landasan Ulin, Ida, mengatakan jarak pandang akibat terhalang kabut asap yang terjadi sekitar pukul 06.00 sampai 08.00 wita kini semakin tebal.
“Biasanya kabut asap tidak setebal ini (Jumat pagi). Mata saya saja sampai perih karena kabut asap pas saya mau berangkat kerja. Syukurnya masih bisa konsentrasi,” tuturnya.
Hal serupa juga dialami warga Guntung Payung, Sarwin. “Akibat kabut asap saya beberapa kali melihat orang hampir tabrakan,” ucapnya.
Baca Juga: Woow..Penderita ISPA Di Banjarbaru Juni-Agustus 2019 10 Ribu Lebih
Rincian data yang diperoleh koranbanjar.net dari Dinkes Banjarbaru, jumlah kunjungan masyarakat penderita ISPA di Puskesmas Banjarbaru pada Juni 2019 mencapai 2.733 orang, dan Juli 2019 sebanyak 3.750 orang. Kemudian pada Agustus lalu mengalami peningkatan hingga 4.109 orang.
Jika ditotal, maka jumlah penderita ISPA yang berkunjung ke Puskesmas Banjarbaru dari Juni hingga Agustus 2019 ada sebanyak 10.592 orang. (ykw/dny)