BANJARBARU, koranbanjar.net – Kabut asap tipis akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) tahun ini sudah mulai dirasakan masyarakat Banjarbaru dalam beberapa hari terakhir. Dampaknya, sudah ada ribuan masyarakat yang terinfeksi saluran pernafasan akut (ISPA).
Data Dinas Kesehatan (Dinkes) Banjarbaru menyebut, jumlah kunjungan masyarakat penderita ISPA di Puskesmas Kota Banjarbaru pada Juni 2019 mencapai 2.733 orang, dan Juli 2019 sebanyak 3.750 orang. Kemudian pada Agustus lalu mengalami peningkatan hingga 4.109 orang.
Jika di total, maka jumlah penderita ISPA yang berkunjung ke Puskesmas Banjarbaru dari Juni hingga Agustus 2019 ada sebanyak 10.592 orang.
Jumlah fantastis kunjungan penderita ISPA di Puskesmas Banjarbaru tahun ini mengalami peningkatan dibanding tahun lalu. Pada Juni 2018 ada 2.867 kunjungan penderita ISPA, Juli ada 3.805 orang, dan Agustus sebanyak 3.979 orang.
Kepala Seksi P2PM Dinkes Banjarbaru Siti Khadijah, Jumat (6/9/2019), mengatakan kepada koranbanjar.net, kasus ISPA di masyarakat harus segera ditangani. “Sebab, jika terlambat bisa menimbulkan kematian,” ujarnya.
Menurutnya, untuk mengurangi dampak ISPA yang ditimbulkan dari kabut asap karhutla tahun ini, Dinkes Banjarbaru telah melakukan berbagai upaya. Antara lain, mengedarkan surat imbauan tentang kewaspadaan dini menghadapi kemarau dan kabut asap ke seluruh SKPD di Banjarbaru, kecamatan, kelurahan, rumah sakit pemerintah maupun swasta, dan seluruh puskesmas yang ada di Banjarbaru.
Kemudian pada 29 Agustus lalu, dilaksanakan sosialisasi tentang penyakit ISPA dengan mengundang kader kesehatan dari masyarakat.
Selain itu, Dinkes Banjarbaru juga telah menyampaikan surat imbauan Wali Kota Banjarbaru Nomor 443.2/2308/P2P/Dinkes ke semua instansi di Banjarbaru. Surat berisi pemberitahuan pembagian masker gratis di setiap puskesmas.
Khadijah menyebutkan, kasus dari berbagai macam penyakit seperti ISPA/pneumonia, diare, kulit, dan mata, diperkirakan selalu meningkat saat musim kemarau. Beberapa penyakit itu diakibatkan dari pengaruh lingkungan, seperti karhutla dan perubahan iklim.
“Pada intinya, jika ada yang sakit segera ke puskesmas terdekat. Jangan sepelekan sebuah penyakit walaupun hanya batuk atau flu,” tutupnya. (ykw/dny)