Religi  

PSBB di Batola Diperpanjang

Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB) di Barito Kuala (Batola) yang diterapkan sejak 16 Mei 2020 hingga hari ini, Jumat (29/5/2020), kini diperpanjang. Perpanjangan masa PSBB diumumkan Bupati Batola Noormiliyani AS kepada wartawan, Jumat (29/5/2020) siang, di Aula Selidah, Kantor Setdakab Batola, Marabahan.

MARABAHAN, Koranbanjar.net – Perpanjangan PSBB ditetapkan bupati berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan dan Peraturan Gubernur Kalimantan Selatan. Langkah itu diambil karena jumlah kasus Corona Virus Disease 2019 (Covid-19  di Batola belum juga turun hingga saat ini. Alih-alih stabil, kasus Covid-19 di kabupaten yang berjuluk Bumi Selidah itu justru kian meningkat per harinya.

PSBB diperpanjang selama 12 hari, yakni mulai 30 Mei, pukul 00.01 Wita, hingga 12 Juni 2020.

“Di kesempatan yang baik ini serta bertempatan pada hari penuh berkah ini kami memutuskan memperpanjang pemberlakuan PSBB,” papar Noormiliyani dalam Press Rilis yang dihadiri Wakil Bupati H Rahmadian Noor, Dandim 1005 Marabahan Letkol Kav Sugianto SE, Kapolres Batola AKBP Bagus Suseno SIK MH, Sekda H Abdul Manaf dan Tim Gugus Tugas.

“Di kesempatan yang baik ini kami memutuskan memperpanjang PSBB,” kata Noormiliyani.

“Sesuai aturan-aturan yang ada, PSBB dapat diperpanjang seandainya masih terdapat penyebaran Covid-19,” sambungnya.

Dia menjelaskan PSBB kali ini berbeda dengan sebelumnya. Sebab, dalam masa penerapannya, Pemkab Batola bersama petugas terkait melaksanakan sosialisasi mensosialisasikan new normal atau kenormalan baru di tengah pandemi Covid-19. Sosialisi yang dilakukan terkait berbagai aktivitas kegiatan di sektor usaha, perekonomian, sosial, pendidikan, budaya, keagamaan dan lainnya.

“PSBB kali ini lebih banyak menekankan kedisiplinan masyarakat dalam menjalankan protokol kesehatan,” ujarnya.

Untuk itu Noormiliyani berharap masyarakat disiplin menjalankan protokol kesehatan. Karena menurutnya, salah satu keberhasilan penerapan PSBB ditentukan dari kesadaran masyarakat.

Terkait kasus Covid-19 di Batola, Normiliyani mengklaim penanganannya tidak gagal, meski daerah yang ia pimpin itu saat ini berada di peringkat keempat terbanyak kasus Covid-19 se-Kalsel.

Dia menganggap hal itu justru sebaliknya, yakni merupakan keberhasilan pencegahan. Karena menurut dia, sebagian besar pasien terindikasi Covid-19 di Batola kini berhasil diketahui dan ditelusuri (tracing) petugas dengan tes rapid.

“Kami telah melakukan rapid test kepada 900 orang. Hasilnya, ada 112 orang reaktif (Covid-19), dan 788 orang non reaktif. Kemudian 156 orang di antaranya telah menjalani swab test,” ucapnya.

Ke depan, Pemkab Batola bersiap melakukan tes rapid massal. Direncanakan pelaksanaannya dimulai dari tanggal 3 sampai 13 Juni 2020. (dny)