Alasan Andin-Guru Oton Maju di Pilbup Banjar (1): Diminta para Alim Ulama

Pemerintah Pusat, termasuk KPU RI telah memutuskan bahwa Pilkada Serentak di Indonesia akan dilaksanakan pada 09 Desember 2020. Nah, di Kabupaten Banjar Provinsi Kalimantan Selatan, satu pasang kandidat yang memastikan maju pada Pemilihan Bupati dan Wakil Bupati Banjar 2020, pasangan Andin Sofyanoor dan KH. Muhammad Syarif Busthomi (Guru Oton). Tidak banyak masyarakat tahu tentang alasan maupun latar belakang pasangan muda energik ini untuk mengikuti kontestasi Pilkada Banjar. Lalu, apa alasan dan latar belakang mereka, berikut laporan dari wartawan koranbanjar.net.

BANJAR, koranbanjar.net – Andin Sofyanoor dan KH. Muhammad Syarif Busthomi (Guru Oton) merupakan pasangan kandidat Pilkada Banjar 2020 yang notabene masih muda dan energik. Tadinya, pasangan ini tidak pernah bercita-cita ingin mengikuti kontestasi Pilkada Banjar 2020. Namun seiring waktu, mereka memutuskan bersama dan menjalin komitmen untuk berjuang membangun kampung kelahiran mereka, yakni Kabupaten Banjar.

“Tadinya saya tidak punya keinginan untuk menjadi Bupati Banjar. Cita-cita saya sangat sederhana, yakni hanya sekolah dan sekolah setinggi mungkin. Karena cita-cita itu merupakan amanah almarhum ayah dan ibu saya. Alhamdulillah, sekarang saya sudah menyelesaikan pendidikan hingga S3 Ilmu Hukum Tata Negara,” demikian diungkapkan Andin Sofyanoor saat mulai wawancara dengan koranbanjar.net, belum lama ini.

Setelah menyelesaikan S3 di Universitas Padjajaran Bandung, lanjut politisi asal kelahiran Murung Keraton Martapura ini, semula akan menetap di Jakarta untuk melanjutkan bisnis yang sudah dibangun cukup lama. Namun dalam satu kesempatan dia pulang ke Martapura dan bersilaturrahmi dengan para alim ulama di Kota Martapura, di antaranya bertemu KH. Hasanuddin Badruddin, KH. Muhammad Nauval, Tuan Guru Najih dan sejumlah tokoh ulama lainnya.

“Dalam silaturrahmi tersebut, para alim ulama yang sudah saya anggap sebagai guru-guru saya sendiri itu bertanya tentang keinginan saya sesudah menyelesaikan studi. Kala itu, saya pun menyampaikan, berencana melanjutkan bisnis dan karir di Jakarta. Akan tetapi beliau-beliau menyarankan, kalau saya sudah menyelesaikan pendidikan S3 Ilmu Hukum Tata Negara, mengapa tidak maju pada Pilkada Banjar saja. Karena sekarang Kabupaten Banjar sangat membutuhkan sosok yang memang mengerti tentang ilmu pemerintahan,” jelasnya.

Andin (kanan) dan Guru Oton (kiri) mengapit Syekh Amin Asy Syinqity, ulama dari Afrika ketika mau ziarah ke Makam Abah Guru Sekumpul Martapura. (foto:dok koranbanjar.net)
Andin (kanan) dan Guru Oton (kiri) mengapit Syekh Amin Asy Syinqity, ulama dari Afrika ketika mau ziarah ke Makam Abah Guru Sekumpul Martapura. (foto:dok koranbanjar.net)

Bersamaan itu, sambung Andin, dia sempat terdiam untuk berfikir. Kemudian dia meminta izin kepada para alim ulama tersebut untuk meminta izin terlebih dulu kepada ibu kandungnya.

Usai silaturrahmi itu, tambah Andin lagi, pada satu kesempatan dia menyampaikan harapan para alim ulama tersebut kepada ibunya sekaligus meminta izin. “Alhamdulillah, ibu saya menyatakan ridho dunia dan akherat, bila saya harus memutuskan maju dalam kontestasi Pilkada Kabupaten Banjar. Bahkan ibu saya telah mewakafkan diri saya untuk masyarakat Kabupaten Banjar. Selain itu saya juga berunding dengan istri, anak-anak dan keluarga besar,” kata Andin. 

Setelah mendapat restu dari orangtuanya, kata Andin, dia pun kembali menyampaikan kabar tersebut kepada para alim ulama yang memintanya. “Semula saya menduga hanya sebagian kecil para alim ulama yang memberikan dorongan dan dukungan agar saya maju sebagai calon Bupati Banjar. Ternyata, sampai sekarang banyak sekali para alim ulama di Kabupaten Banjar yang mengharapkan,” ujarnya.

Kemudian, sebelum memutuskan jalur yang ditempuh untuk menjadi perahu dalam pencalonan, apakah melalui jalur partai politik atau perseorangan, Andin memohon kepada para alim ulama agar bisa mendapatkan restu yang kongkrit. “Dan tidak disangka, waktu itu ada sebanyak 44 alim ulama yang membubuhkan tanda tangan dalam sebuah surat resmi, sebagai bentuk pernyataan dukungan. Andai surat itu kami teruskan, mudah-mudahan saya tidak salah, mungkin tanda tangan dukungan bisa mencapai ratusan. Saya sangat bersyukur dan tidak pernah terpikir sebelumnya telah mendapatkan dukungan dari para alim ulama yang semuanya saya muliakan dan saya anggap sebagai guru-guru saya,” jelas Andin.

Nah, sejak itulah proses pencalonan Andin Sofyanoor terus bergulir tahap demi tahap. Lalu bagaimana kronologis Andin Sofyanoor hingga bergandengan dengan Guru Oton? Tunggu tulisan berikutnya.(bersambung/ff)