Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Kriminal & PeristiwaReligi

Proyek Drainase Dinilai Mangkrak, Warga Sekumpul Gelisah

Avatar
487
×

Proyek Drainase Dinilai Mangkrak, Warga Sekumpul Gelisah

Sebarkan artikel ini

MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Pengerjaan drainase di wilayah permukiman Sekumpul, Martapura, dinilai mangkarak. Yang paling dikeluhkan warga proyek drainase di Gang Tabah Sungai Kacang RT 02 RW 03. Pasalnya, jalan gang yang sudah terlanjur digali tersebut hampir satu bulan tak lagi dikerjakan, warga pun mulai gelisah karena membahayakan.

Salah satu warga setempat, Imam Firdaus, mengatakan dirinya serta warga kesulitan beraktifitas, bahkan sudah beberapa kali membahayakan warga.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

“Sudah sering warga di sini tergelincir, karena licin akibat hujan,” ujar Imam kepada koranbanjar.net pekan tadi.

Dikisahkannya, usai ada anak kecil tergelincir, para ibu-ibu berinisiatif menurunkan tanah yang ditumpuk di samping galian agar jalan tidak terlalu licin.

Selain itu Imam juga mengeluhkan, warga tidak bisa memasukkan kendaraan ke rumahnya masing-masing, akibat jalan tidak bisa dilalui motor. Mereka pun harus rela kendaraannya kepanasan dan kehujnan serta was-was dari kehilangan.

“Kami terpaksa memarkir motor di halaman warga di sana (sambil menunjuk ke arah rumah warga yang terakhir bisa dilalui motor), bahkan kalau sudah penuh (motor di halaman warga) kendaraan diparkir di tanah lapang di sananya lagi,” keluh Imam.

Ia mengungkapkan, pengerjaan dimulai sejak 27 Oktober lalu, dan hanya berjalan sekitar 10 hari. “Sesudah itu mereka (para pekerja) tidak lagi meneruskan pekerjaannya,” tuturnya.

Dikatakannya, kabar yang beredar di masyarakat bahwa gaji para tukang tidak sepenuhnya dibayarkan, sehingga para kuli bangunan itu enggan mengerjakan dan memilih kerja bagungan di tempat lain.

Ketidakpastian proyek ini begitu disesali Imam. Pasalnya, seminggu yang lalu ada dijanjikan oleh seseorang yang tak ia kenal bahwa proyek akan dilanjutkan. “Sabtu lalu katanya akan dikerjakan lagi, tapi sudah seminggu tidak ada kabar,” cetusnya.

Sedana dengan Imam, Adi Suryani mengkahwatirkan jika ini tidak selesai akan mengganggu kenyamanan saat Haul Akbar Guru Sekumpul yang beberapa bulan lagi dilaksanakan. Terlebih ujarnya, gang tersebut nantinya digunakan untuk shaf salat jamaah.

Ditambahnya lagi, galian gorong-gorong ini tiap hari makin membesar. “Makin hari galian ini semakin melebar, dan hanya tinggal beberpaa cm saja lagi, kami sangat khawatir kalau sampai ke dinding rumah kami, bisa-bisa runtuh,” tandas Adi.

Sementara Lurah Sekumpul, Gusti Marhusin, mengatakan pekerjaan drainase tersebut bukan hanya di Gang Tabah, namun ada di beberapa titik lain salah satunya di Jalan Sekumpul Raya.

Proyek tersebut, ungkapnya, adalah program Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kalsel, untuk membenahi jalan di beberapa permukiman di Sekumpul. “Alahmadulillahnya mereka (Disperkim Kalsel) juga meng-cover drainase untuk diperbaiki,” jelas Gusti.

Terkait soal teknis pengerjaannya, ia mengaku tidak begitu mengetahui betul. “Sudah ada banyak laporan masayarakat perihal mangkraknya proyek tersebut, dan sudah kita sampaikan kepada pihak kontraktor, namun kita tidak bisa memberikan jawaban pasti kapan akan dilanjutkan lagi, karena itu teknis di lapangan yang sepenuhnya pihak kontraktor yang bertanggung jawab,” ujarnya.

Kemudian Kasi Penataan Prasarana dan Sara Utilitas Umum (PSU) Dinas Perumahan Rakyat dan Kawasan Permukiman (Disperkim) Kalsel, Wahyudin R Haris, saat dikonfirmasi mengatakan proyek tersebut memang program Disperkim Kalsel melalui PSU.

Ia menyebutkan biaya proyek tersebut sebesar 1,4 miliyar dan kontrak berakhir pada 27 Desember 2018.

Diakuinya, dana yang keluar baru 30 persen. Meski demikian, menurutnya, pihak kontraktor harus bisa mengatasi hal tersebut.

“Kita sudah memerintahkan kepada pihak kontraktor agar sesegeranya dilanjutnkan. Soal dana, kan mereka bisa berhutang dulu sementara sembari menunggu dana keluar, yang jelas duitnya sudah kita siapkan,” katanya.

Sementara ketua CV Beringin Jaya, Hermani, mengakui adanya masalah keterlambatan dana dari provinsi sehingga proyek terkendala.

“Hari Kamis (7/12) kemarin kita dijanjikan uangnya masuk, setelah kita periksa rekening ternyata belum masuk, besoknya (Jumat) kita datangi Bakeuda Provinsi, di sana dokumennya memang sudah, namun kepala bendaharanya tidak ada di tempat karena sedang sakit. Jadi hari Senin ini kita ke sana lagi untuk mengambil uangnya,” ujarnya kepada koranbanjar.net via seluler, Sabtu (9/12/2018).

Masih soal lambannya dana dari provinsi, Hermani mengaku enggan berhutang untuk menutupi biaya sementara. “Kita tidak sanggup kalau berhutang, karena bunganya terlalu besar bagi kita, andai 10 persen saja tidak masalah, ini pun saya sudah jual 3 mobil utuk menutupi. Seharusnya dana itu tidak keluar selama ini,” keluhnya.

Disinggung soal isu tidak dibayarnya gaji para tukang, ia mengatakan ada kendala keuangan di kepala tukang. “Dia (kepala tukang) itu awalnya hanya sebagai pemborong bata paving dan gorong-gorong, ternyata dia juga merekrut para tukang, sementara keuangan tidak mencukupi, terjadilah demikian,” imbuh Hermani.

Namun dipastikannya, jika uang sudah keluar masalah dengan kepala tukang terselesaikan. “Material sudah siap, 15 pekerja sudah siap, jadi bila uang sudah keluar Senin nanti mereka sudah langsung kerja lagi,” pungkasnya. (dra)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh