Dalam memperkuat kompetensi profesi kewartawanan, Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh memberikan gambaran bagaimana seorang Jurnalis bukan hanya menguasai bidang umum, tetapi harus menjadi Jurnalis khusus atau spesialis.
BANJARMASIN, koranbanjar.net –
Melalui video conference di hadapan puluhan Wartawan Ekonomi dari berbagai media, baik cetak, elektronik maupun online. M. Nuh memberikan ungkapan bermakna spesialis.
“Ibaratkan dokter itu ada yang menangani bagian umum, namun ada juga khusus atau spesialis, yang disebut Dokter Spesialis, yang mengetahui secara detil penyakit tertentu,” ungkapnya saat menjadi narasumber.pada acara Pelatihan Wartawan Ekonomi Kalsel yang diselenggarakan oleh Kantor Bank Indonesia Cabang Kalsel, di Hotel Golden Tulip, Banjarmasin. Kamis (19/11/2020)
Masih tentang Dokter Spesialis. M.Nuh berujar, dalam pemahaman sebenarnya, Dokter Spesialis tersebut adalah Dokter Umum sekaligus ada kemampuan lain di bidang penyakit khusus.
“Sehingga dengan demikian, siapa Wartawan spesialis, yakni Wartawan umum, pada umumnya ia bisa nulis dan seterusnya, namun dalam bidang tertentu harus paham lebih dalam,” jelasnya.
Misal, lanjut M.Nuh. Menjadi Wartawan bidang ekonomi harus paham dan betul-betul mengetahui tentang statistik perubahan ekonomi di Indonesia.
Mantan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono ini mencontohkan tentang pertumbuhan ekonomi di tahun ini, misalkan minus 3,4%, kemudian tahun sebelumnya minus 5%, sebelumnya lagi minus 3%.
“Kalau Wartawan umum, hanya menulis angka-angka ini,” katanya.
Namun, tutur M.Nuh. Kalau Wartawan spesialis, pasti mengetahui penyebab penurunannya, apa indikasinya, apa mesin penggeraknya, siapa drivernya.
“Kta tahu bahwa salah satu penggerak perekonomian adalah ekspor impor, sampai hal-hal lainya, Wartawan ekonomi haru mengetahui,” jelasnya lagi.
Kepala Perwakilan Bank Indonesia Provinsi Kalimantan Selatan, Amanlinson Sembiring atas Ikhtiarnya meningkatkan kompetensi para Jurnalis.
Hal itu demi memperkuat Kompetensi Profesi Wartawan Media Ekonomi Kalimantan Selatan 2020.
Amanlinson menyebut Jurnalis sebagai mitra strategis yang banyak berkontribusi memberikan informasi dan edukasi terhadap berbagai kebijakan Bank Indonesia.
“Rumah Banjar batawing papan, lawangnya bapalang kayu jati, hari ini kita pelatihan wartawan, semoga bermanfaat dan meningkatkan kompetensi,” tutup Amanlinson dalam pantunnya.
Selain Ketua Dewan Pers, Mohammad Nuh, juga ada narasumber dari Kantor Perwakilan Bank Indonesia, Analis Fungsi Pelaksanaan Pengembangan UMKM Syariah – Aryo Wibowo, Asisten Analis Kelompok Perumusan KEKDA Wilayah dan Provinsi, Annisa Elma Nabila serta Kasir Unit Pengelolaan Uang Rupiah (PUR) –
Fahruddin A.S Rizki Rahmatullah. (yon)