BANJARMASIN,KORANBANJAR.NET – Tidak meratanya pendistribusian gas elpijij 3 kilogram mengakibatkan masyarakat miskin harus gigit jari dan pulang dengan membawa kembali tabung kosong. Hampir setiap hari, ada saja warga miskin yang tidak mendapatkan gas melon dari pangkalan.
Di antaranya kasus yang sering didengar dan ditemukan di lapangan pada saat pembagian gas elpiji di sebuah pangkalan. Tak jarang terjadi keributan, bahkan cekcok antar warga maupun warga dengan pangkalan akibat tidak kebagian elpiji.
Ironisnya, pangkalan setempat menjual elpiji 3 kilogram tidak tepat sasaran sesuai dengan apa yang diperintahkan Pertamina dan Pemerintah Daerah bahwa pangkalan lebih mengutamakan penjualan kepada warga miskin yang berada di lingkungan.
Menindaklanjuti permasalahan tersebut, Sales Executive Pertamina Divisi Elpiji wilayah Kalimantan Selatan, Aditiya Agung Andrawina menegaskan bagi siapa saja yang menemukan atau mengetahui adanya penyalahgunaan pada pendistribusian gas 3 kilogram yang dilakukan pangkalan, agar segera melaporkan.
“Bagi siapa saja yang mengetahui bahwa ada pangkalan khususnya yang berada di wilayah Banjarmasin, telah melakukan penyelewengan baik pendistribusian maupun memainkan harga, maka segera melapor dan akan segera pula kami tindak lanjuti asalkan dengan bukti-bukti yang otentik,” ujarnya.
Bahkan Aditiya mengaku pihaknya rutin hampir setiap minggu, kadang setiap bulan melakukan pengecekan atau pengontrolan rutin ke setiap pangkalan yang ada di Banjarmasin.
“Namun tidak semua pangkalan terawasi, mengingat jumlah pangkalan yang cukup banyak hampir kurang lebih 2.500 pangkalan yang ada di Banjarmasin” ucapnya.
Selama ini, menurut Aditiya pihaknya juga telah menemukan beberapa pelanggaran dan laporan dari pihak keamanan setempat, dan sudah diberikan berbagai macam jenis sanksi terhadap pangkalan yang nakal.
“Kayak kemaren ada laporan dari kepolisian, diindikasi melakukan penyelewengan yang dilakukan oleh salah satu lembaga penyalur dan kami segera tindak lanjuti,” ungkap Aditiya, Jum’at (07/11/2018).
Adit menerangkan ketika masyarakat mengatakan gas elpiji 3 kilo mengalami kelangkaan, Ia membantah hal tersebut. Pertamina dalam satu hari mendistribusikan khusus wilayah Banjarmasin, sebanyak 20 ribu biji.
“Kalau dihitung-hitung jumlah penduduk miskin yang ada di Banjarmasin, dibanding jumlah elpiji yang dikeluarkan satu hari, maka itu lebih dari cukup, tetapi sekali lagi harus betul-betul tepat sasaran kepada konsumen yang membutuhkan, dalam tanda kutip konsumen yang mana dulu,” terangnya.
Di akhir wawancaranya, Aditiya kembali mewanti-wanti kepada pihak penyalur, jangan sampai menjual elpiji 3 Kilogram di atas harga eceran tertinggi (Het).
“Apabila ditemukan telah melakukan penyalahgunaan subsidi ataupun menjual di atas Harga Eceran tertinggi (Het), maka akan kami skorsing bahkan tidak segan-segan akan kami cabut ijin usahanya”pungkasnya. (al/sir)