MARTAPURA, KORANBANJAR.NET – Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Banjar sebut angka penderita Tuberculosis (TBC) yang belum terdeteksi di Kabupaten Banjar masih tinggi.
“Di Kabupaten Banjar masih banyak (yang belum terdeteksi) dan masih dibawah target berkisar rata-rata diangka 50 persen ke bawah,” tutur Ikwansyah usai kegiatan Sosialisasi dan Intensifikasi Deteksi Dini (skrining) TBC, dalam rangka peringatan Hari TBC Sedunia, di Pondok Pesantren (Ponpes) An-Najah Putri, Cindai Alus, Martapura, Sabtu (30/3/2019).
Mengangkat tema Saatnya Indonesia Bebas TBC, Mulai Dari Saya, pelaksanaan program pencegahan stunting dengan membagi Tablet Tambah Darah (TTD) kepada ratusan santriwati Ponpes An-Najah Putri.
Sosialisasi ini, dijelaskan Ikhwansyah, bertujuan untuk mencari temuan baru penderita TBC sehingga dapat dilakukakun upaya pengobatan dan pencegahan dini penularannya.
“Di hari TBC Sedunia ini kami melakukan upaya intensifikasi deteksi dini (skrining) TBC. Kita berharap temuan-temuan kasus targetnya secara nasional dapat tercapai,” katanya Ikhwansyah.
“Namun hal ini akan terus diupayakan melalui kegiatan-kegiatan seperti ini” ujar Ikhwansyah
Dipilihnya Ponpes An-Najah Putri Cindai Alus sebagai tempat penyelenggaraan Hari TBC Sedunia, karena Kalimantan Selatan khususnya Kabupaten Banjar jumlah pondok pesantren sangat banyak.
“Sehingga focus pemerintah, tidak hanya sekolah-sekolah pada umumnya, tetapi juga berfokus hingga kepondok-pondok pesantren,” pungkasnya.
Sebelumnya, Staf Ahli Bupati Bidang Kemasyarakatan dan SDM, Masruri mewakili Bupati Banjar, menyampaikan dilaksanakannya sosialisasi bertujuan meningkatkan kesadaran masyarakat tentang TBC dan meningkatkan peran pemangku kebijakan serta peran serta kelompok masyarakat dalam mendukung program pengendalian TBC.
“Dalam upaya program penanggulangan TBC diharapkan dukungan semua pihak salah satunya peran Kader PKK agar berpartisipasi aktif dalam penemuan kasus dan promosi tentang TBC,” ujar Masruri. (fia/dra)