Pemkab Banjar Ogah Hadiri Peresmian Wisata Taman Edukasi Tungkaran, Lantaran Disertai Festival Dangdut

Pemotongan pita hanya diwakili oleh Anggota Komisi I DPRD Banjar, Rahmad Saleh didampingi Kapolsek Desa Tungkaran, Kepala Desa, Ketua Bumdes H.Dede Supardi dan tokoh masyarakat Desa Tungkaran.
Pemotongan pita hanya diwakili oleh Anggota Komisi I DPRD Banjar, Rahmad Saleh didampingi Kapolsek Desa Tungkaran, Kepala Desa, Ketua Bumdes H.Dede Supardi dan tokoh masyarakat Desa Tungkaran.

Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Banjar terkesan tak mendukung acara peresmian Wisata Taman Edukasi Desa Tungkaran Kabupaten Banjar, dibuktikan dengan tak satu pun pejabat pemerintah daerah setempat yang hadir. Semua itu lantaran acara peresmian dikemas dengan Festival Lagu Dangdut.

BANJAR, koranbanjar.netHal ini disampaikan Ketua Badan Usaha Milik Desa (Bumdes) Berkah Tungkaran, Haji Dede Supardi kepada media ini di sela acara peresmian Wisata Taman Edukasi Desa Tungkaran, Sabtu (29/10/2022)

“Masa alasannya hanya karena dangdutan dilarang, baik Bupati maupun wakilnya atau yang mewakili tak satu pun hadir di acara ini,” ujar Dede.

Padahal lanjutnya, jauh hari sebelumnya pihaknya sudah mengundang Bupati Saidi Mansur dan Wakilnya untuk meresmikan Wisata Taman Edukasi yang baru didirkan kurang lebih satu tahun tersebut.

Kalau hanya karena menggelar festival dangdut membuat para pejabat tinggi Pemkab Banjar tidak berhadir, lalu ucap Dede, bagaimana dengan perayaan lainnya seperti kawinan dan sejenisnya sering dimeriahkan musik dangdut?

“Dengan artisnya yang berpakaian seksi dan menggoda, apakah selama ini ada larangan atau dibubarkan karena menggunakan musik dangdut,” tanya Dede dengan wajah terlihat kecewa.

Sementara menurut Dede, dirinya selaku Ketua Bumdes sekaligus Ketua Panitia acara yang menampilkan budaya dan makanan khas Banjar itu, menggelar Festival Lagu Dangdut dengan ketentuan setiap peserta perempuan wajib memakai jilbab atau kerudung

“Karena kita sangat menghargai dan menghormati kota intan ini bergelar Kota Serambi Mekah kedua dari Aceh, kita sangat mengetahui hal itu,” tuturnya.

“Lantas di mana salahnya? Yang menutup aurat dilarang, sedangkan yang seksi terbuka aurat tidak dilarang, kan aneh, ada apa ini?” tanyanya lagi dengan heran.

Jika memamg ada aturan melarang festival lagu dangdut, Dede meminta bukti tertulis atau dasar hukumnya secara tertulis dan lengkap.

“Namun hingga hari ini, Pemkab Banjar tidak dapat menunjukan dasar hukumnya,” ujar dia.

Meskipun tidak mendapat restu dari Pemkab untuk menggelar acara ini, berbeda dengan Polres Banjar yang  tetap memberikan ijin melalui surat yang langsung ditandatangi oleh Kapolres.

“Walaupun pihak Pemkab tidak memberikan restu, namun alhamdulillah berkat usaha pantang menyerah dari panitia dan didukung tokoh masyarakat setempat akhirnya Polres Banjar membolehkan kegiatan ini,” terangnya.

Akan tetapi dalam isi surat tersebut harus memperhatikan beberapa hal, di antaranya selama kegiatan berlangsung semua pihak wajib menjaga keamanan dan ketertiban.

“Jika terjadi suatu keributan atau berbuat onar, kami selaku panitia tidak ada kata toleransi, meminta kepada aparat kepolisian menindak tegas,” ucap Dede mewanti-wanti.

Dirinya menambahkan, perlu diingat pada tahun 2019, Bumdes Berkah Desa Tungkaran pernah menyelanggarakan Bumdes Expo se – Kalimantan Selatan. Kemudian pada tahun 2021, Bumdes Berkah Desa Tungkaran telah mencapai prestasi, punya unit usaha Bank Sampah.

Dalam penilaian lomba Bank Sampah tingkat provinsi Kalsel, Desa Tungkaran meraih juara kedua.

Sebagai konsekuensinya yang dinilai berprestasi, pihaknya ingin menularkan nilai-nilai baik ini kepada masyarakat banyak.

“Makanya kita punya ide bersama Kepala Desa Tungkaran dan masyarakat bagaimana mensosialisasikan bagaimana sampah ini dikelola menjadi bermanfaat dan berkah,” tuturnya.

Wisata Taman Edukasi Desa Tungkaran yang beru diresmikan. Sabtu (29/10/2022). (koranbanjar.net)
Wisata Taman Edukasi Desa Tungkaran yang beru diresmikan.
Sabtu (29/10/2022). (koranbanjar.net)

Menjawab dan mematahkan pandangan masyarakat bahwa sampah itu bau dan sumber penyakit, Dede bersama tokoh masyarakat membentuk Bank Sampah.

“Kemudian kita bangun cafe di sampingnya serta taman bermain anak-anak, taman satwa dan tempat santai laiinya, untuk mematahkan pendapat sampah itu kotor, bau menjadi bermanfaat,” tuturnya.

Oleh karena itu, peresmian Wisata Taman Edukasi Desa Tungkaran ini tambah Dede dikemas dengan Expo Bank Sampah dan Festival Lagu Dangdut.

“Semata – mata untuk menarik minat para pengunjung sekaligus mensosialisasikan pengelolaan sampah menjadi bermanfaat dan berguna untuk masyarakat,” sebutnya.

Lanjut katanya lagi, siapapun masyarakat yang datang ingin belajar mengelola sampah menjadi indah dan bermanfaat itulah tujuan dirinya bersama Kepala Desa dan tokoh masyarakat Desa Tungkaran.

“Ornamen-ornamen yang ada disini semua terbuat dari sampah,” ungkapnya.

Peresmian Wisata Taman Edukasi Desa Tungkaran dibuka dengan beragam kesenian banjar, antara lain tarian khas daerah, dan musik panting serta beberapa stand asesoris dan benda-benda unik yang terbuat dari sampah.

Untuk malam harinya digelar Festival Lagu Dangdut se Kabupaten Banjar.

Sebelumnya acara pemotongan pita tanda Wisata Taman Edukasi resmi dibuka yang diwakilkan kepada anggota Komisi I DPRD Banjar, Rahmad Saleh didampingi Kapolsek, Kepala Desa dan Ketua Bumdes Berkah serta tokoh masyarakat Desa Tungkaran. (yon/sir)

Respon (3)

  1. Kenapa nggak pakai festival lagu daerah kalsel?
    Kalau ada lagu daerah sepertinya para tamu “Taman Edukasi”nya akan mendapatkan hiburan sekaligus pengetahuan akan lagu-lagu daerah.
    Kegiatan pemerintahan perlu memberikan contoh bukannya mencontoh kegiatan masyarakat yang kurang pantas,, hehheee

  2. Subhanallaah,,,
    Hidayah itu hnya milik Allaah, kan bisa diganti dg acara lain kenp harus dangdutan juga? Jadilah masyarakat yg cerdas dan mendidik. Kenapa tidak acara seminar? Atau program edukasi aja? Atau hal yg lebih bermanfaat dibandingkan dangdutan. Cuma joget” aja trus pulang nggak bawa hasil apa”. Dan untuk menghadiri acara atau tidaknya kan itu hak masing”. Kenapa harus repot” dan baper. Juga acara menghadiri acara resepsi juga itu pilihan yg diundang. Mau hadir atau tidak yg pasti kan itu sudah usaha si pengundang.

  3. Subhanallaah,,,
    Hidayah itu hnya milik Allaah, kan bisa diganti dg acara lain kenp harus dangdutan juga? Jadilah masyarakat yg cerdas dan mendidik. Kenapa tidak acara seminar? Atau program edukasi aja? Atau hal yg lebih bermanfaat dibandingkan dangdutan. Cuma joget-joget aja trus pulang nggak bawa hasil apa-apa. Dan untuk menghadiri acara atau tidaknya kan itu hak masing-masing. Kenapa harus repot-repot dan baper. Juga acara menghadiri acara resepsi itu pilihan yg diundang. Mau hadir atau tidak yg pasti kan itu sudah usaha si pengundang.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *