Perbaikan Pipa BPAM Banjarbakula di Sungai Landas Masih Mengkhawatirkan

ILUSTRASI - Akibat terjadi kebocoran pipa, distribusi air bersih PTAM Intan Banjar terganggu. (Foto: Pexels.com)
ILUSTRASI - Akibat terjadi kebocoran pipa, distribusi air bersih PTAM Intan Banjar terganggu. (Foto: Pexels.com)

Sebelum hingga usai Hari Raya Idulfitri atau lebaran tadi, sejumlah wilayah di Kota Banjarbaru telah mengalami gangguan pendistribusian air bersih. Hal itu disebabkan adanya kebocoran pipa BPAM (Balai Pengelolaan Air Minum) Banjarbakula di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar. Ironisnya, sebagian besar pelanggan menduga hal itu dikarenakan buruknya pelayanan dari PTAM Intan Banjar. Sebetulnya, pengelolaan pipa yang bocor itu merupakan kewenangan BPAM Banjarbakula.

BANJAR, koranbanjar.netMeski stakeholder terkait, baik dari BPAM Banjarbakula maupun PTAM Intan Banjar telah berusaha keras melakukan perbaikan pipa BPAM Banjarbaru di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan yang telah mengalami kebocoran, namun perbaikan itu diduga belum sempurna.

Bahkan dikhawatirkan sewaktu-waktu pipa tersebut akan mengalami kebocoran lagi. Pasalnya, penggantian pipa itu membutuhkan biaya yang sangat besar, lagipula produksi pipa yang disebut GRP made in Korea tersebut jarang diproduksi (langka).

Investigasi yang dilakukan koranbanjar.net di lokasi pipa yang mengalami kebocoran di Desa Sungai Landas, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar belum lama tadi, titik lokasi pipa yang telah mengalami kebocoran berjarak cukup jauh dari perkampungan di Desa Sungai Landas. Di sekitar jalur pipa pendistribusian air bersih itu disinyalir tidak mendapatkan maintenance (perawatan) yang baik, karena banyak ditumbuhi semak belukar.

Panjang pipa GRP di desa itu diperkirakan sejauh antara 5 hingga 6 kilometer dengan jumlah sambungan 600 hingga 800 titik. Diduga, kebocoran terjadi pada sambungan-sambungan itu. Setelah mengetahui adanya kebocoran pada tiap sambungan, info yang diperoleh di lapangan, pihak BPAM Banjarbakula maupun PTAM Intan Banjar berusaha menutup (menambal) diameter sambungan yang bocor dengan berbagai cara, termasuk menggunakan karet dari pabrikasi yang berkualitas. Namun upaya itu hanya mengurangi tingkat kebocoran.

Sedangkan untuk mengganti seluruh pipa GRP sepanjang 6 kilometer itu diperkirakan membutuhkan biaya miliaran rupiah. Itupun pemesanan membutuhkan waktu yang lama. Karena pipa GRP hanya diproduksi Korea, bahkan sangat jarang diproduksi lagi.

Jika sambungan pipa yang satu diperbaiki, bisa saja sambungan yang lain bergerak dan akan mengalami kebocoran lagi.

Sementara itu, Direktur PTAM Intan Banjar, Syaiful Anwar beberapa waktu lalu ketika dikonfirmasi media ini menegaskan, aliran air akan segera normal. Kabar itu dia sampaikan usai melakukan pertemuan dengan pihak BPAM Banjarbakula.

Menurut dia waktu itu, masalah itu terjadi akibat kerusakan pipa 1.200 mm BPAM Banjarbakula di Sungai Landas sebelum lebaran.

“Aksesori untuk perbaikan pipa tersebut sedang dipesan. Aksesori tersebut harus dipesan dan diproduksi secara khusus dikarenakan dari pabrikan resmi penyedia pipa GRP ini sudah diskontinyu,” katanya.

Kemudian untuk alternatif, tim teknis rekanan BWS Kalimantan III dan BPAM Banjarbakula telah melakukan pemesanan pembuatan aksesoris alternatif pada tiga vendor pabrikasi berbeda.

Terkait hal itu, Walikota Banjarbaru Aditya Mufti Ariffin belum lama tadi menyampaikan melalui akun instagram pribadinya, penyebab gangguan pendistribusian air bersih karena adanya kerusakan pada pipa BPAM Banjarbakula.

Dijelaskan, masalah itu bukan berasal dari pipa milik PT Air Minum Intan Banjar, melainkan pipa distribusi besar milik Kementerian yang dikelola Pemerintah Provinsi.

Pipa tersebut berdiameter 1.2 meter yang menjadi saluran utama untuk distribusi air baku yang berlokasi di Desa Mandikapau Karang Intan Kabupaten Banjar.

“Kami terus melakukan pemantauan dan mendorong agar perbaikan segera dilakukan. Kendala yang dihadapi pihak BPAM Banjarbakula yakni suku cadang yang tersedia dari satu suplier di Korea memerlukan waktu cukup lama,” katanya.

Untuk mengatasi kelangkaan air bersih, Pemko Banjarbaru dan PT Air Minum Intan Banjar melakukan suplai air bersih secara bergilir dan penggunaan mobil tangki untuk mendistribusikan ke masyarakat. (sir)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *