OKNUM GURU DIDUGA PAKSA MURID, MINTA TANDA TANGAN UNTUK SUMBANGAN

BANJARMASIN,KORANBANJAR.NET – Menjelang Ujian Akhir Nasional (UAS), para guru sedang sibuk mempersiapkan berbagai bahan yang diperlukan pada saat ujian nanti.

Termasuk mempersiapkan sumbangan untuk biaya perpisahan.Walaupun sudah disepakati melalui rapat orang tua murid mengenai nilai sumbangan, akan tetapi ada saja orang tua murud yang keberatan karena nilainya terlalu besar.

Terkait dengan hal tersebut, diduga masih ada oknum guru yang berbuat kurang etis, bahkan disinyalir arogan terhadap anak murid.

Oknum guru perempuan tersebut memiliki temperamen, kadang dalam mengajar dan mendidik muridnya terlihat kasar dan sekali-kali mengeluarkan kata-kata kurang ramah di hadapan anak murid.

Terkait masalah sumbangan perpisahan, oknum guru perempuan diduga telah melakukan tindakan yang tidak menyenangkan dengan memaksa salah satu anak murid SD kelas VI untuk meminta tanda tangan orangtua secara paksa diiringi dengan kata-kata yang kurang mendidik terhadap murid.

Menurut orangtua murid yang tak ingin namanya disebutkan, oknum guru kadang kalau mengajar suka berkata cetus dan kasar terhadap dia dan teman-temannya satu kelas.

“Kami kada senang dengan sikap ibu guru itu. Sidin rancak kasar kalau mengajar kada pernah lemah lembut seperti guru lain,” ujar orangtua murid kepada koranbanjar.net saat dimintai keterangan di rumahnya Jalan Tembus Mantuil Kelurahan Mantuil Permai RT 03 Banjarmasin, Selasa (29/01/2019).

Disinggung mengenai maksud oknum guru tersebut sehingga memaksa anaknya untuk meminta orangtuanya segera menandatangani surat persetujuan sumbangan perpisahan itu, dia mengaku tidak tahu.

“Kada tahu jua sidin tu menyarik-nyarik memaksa banar lawan ulun menyuruh supaya surat itu ditandatangani, ulun pas saat masih sekolah didesak sidin disuruh bulik meambil surat itu,” timpal anaknya polos.

Dia menambahakn, sumbangan itu terlalu besar bagi mereka, yang dua kali lipat besarnya dari tahun sebelumnya, meskipun dengan perincian yang jelas. Sehingga orangtua si murid tidak dengan segera menandatangani surat tersebut, mengingat masih dalam pertimbangan dan pemikiran mereka.

Kepala Sekolah SDN Mantuil 2, Ardani saat dikonfirmasi oleh koranbanjar.net mengaku tidak mengetahui ada salah satu pengajar di sekolah yang Ia pimpin berbuat demikian.

“Rasanya tidak ada guru yang dimaksud oleh murid tersebut di sekolah ini,” bantah Ardani.

Ketika didesak kembali oleh koranbanjar.net mengajukan pertanyaan mengenai ketidaktahuan Kepala Sekolah terhadap salah satu oknum bawahannya, dia memastikan tidak ada seperti yang didugakan.

“Insya Allah tidak ada guru di sini yang melakukan tindakan seperti itu,” ujarnya dengan kalimat terputus-putus.

Ardani menilai ini hanya kesalahpahaman murid dalam menerima ucapan bawahannya, padahal menurutnya barangkali hanya ingin mengingatkan sang murid tersebut.

“Menurut saya ini hanya kesalahpahaman murid dalam menerima nasihat gurunya, padahal tujuan hanya ingin mengingatkan,” katanya.

Namun Ia juga meminta kepada guru-guru yang mengajar untuk lebih mengutamakan bahasa
penuh kasih sayang dan tidak harus selalu tegas.

“Saya sendiri aja kalau berhadapan dengan anak murid, kadang saya kasih uang jajan, dan selalu bercanda dengan mereka. Jadi mereka akan suka dengan kita hingga suatu saat mereka menjadi orang sukses pasti mereka akan selalu ingat dengan kita,” pungkasnya.(al/sir)