Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Religi

Oase Ramadan ; Bocah Kumal tak Puasa dan Orang Kaya

Avatar
585
×

Oase Ramadan ; Bocah Kumal tak Puasa dan Orang Kaya

Sebarkan artikel ini
Pimpinan Umum Media Koran Banjar, Denny Setiawan
Pimpinan Umum Media Koran Banjar, Denny Setiawan

Oleh

Denny Setiawan

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Pimred Koran Banjar

BOCAH berusia sekitar 10 tahun itu mengenakan baju yang kotor, kumal dan lusuh. Tubuhnya hitam lebam karena sering tersengat matahari, kurus dan ceking. Rambutnya terlihat ucek dan bundaran matanya agak cekung ke dalam.

Siang bolong di bulan puasa, dia duduk di tepi jalan sebuah kawasan pasar yang ramai dengan mereka yang berbelanja untuk persiapan lebaran. Bocah kumal itu memegang gelas plastik yang berisi es cendol. Dengan lahapnya menghirup isi gelas, sambil mengucek-ucek isi gelas dengan telunjuknya tanpa memperhatikan sekitar. Sesekali dia menyeka bibirnya yang terkadang menyisakan air es cendol.

Selagi asik menikmati minuman es cendol itu, mendadak muncul seorang bapak kaya raya yang berpenampilan mentereng, bersih dan maskulin. Wajah bapak itu bersih dan sedikit garang. Menyaksikan bocah tengil yang asik minum es tersebut, si bapak tersentak dan menghentikan langka kakinya. Kemudian mendekati bocah itu, sambil menggeleng-gelengkan kepala.

“Hei…., kamu ini anak siapa?! Kamu tahu nggak, ini bulan apa? Enak betul minum es di tengah orang lagi berpuasa! Apakah orangtuamu tidak pernah mengajarkan, bahwa tidak boleh makan dan minum di bulan puasa seperti ini. Semua orang sedang menahan lapar dan haus,” hardik bapak itu kepada si bocah.

Si bocah menghentikan minumnya sebentar, kemudian melongak dan menengadah memperhatikan si bapak. Namun hanya sebentar. Lagi-lagi dia kembali asik menghabiskan minuman es cendol dalam gelas yang dipegangnya erat dengan kedua belah tangan, seakan takut terlepas.

Si bapak kembali menegur bocah tersebut. Kali ini, sambil menepukkan tangannya ke bahu anak itu, hingga nyaris membuat gelas yang berada di dalam genggaman anak itu terlepas. “Hei.., kamu dengar tidak! Bulan puasa seperti ini tidak boleh makan dan minum seenaknya, kamu mengerti!” hardiknya lagi.

Lantas bocah itu berdiri, lagi-lagi menengadah memperhatikan wajah bapak itu. Namun kali ini dia pun berucap. “Mohon maaf bapak, selama 11 bulan bapak makan dan minum seenaknya, sementara saya kadang makan dan kadang tidak, kadang minum dan kadang tidak, hingga berhari-hari. Saya tidak pernah menegur dan mengingatkan bapak agar jangan makan dan minum seenaknya. Nah, baru hari ini saya minum, setelah hampir satu pekan tak pernah makan dan minum, lalu bapak menghardik saya. Sekarang saya tanya kepada bapak, sudah berapa hari bapak tidak makan dan minum, sehingga menghardik saya seperti ini?” ucapnya.

Mendengar jawaban bocah itu, si bapak langsung tersentak. Wajahnya merah padam, menahan antara marah dan malu, lalu berlalu begitu saja.(*)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh