BANJARMASIN, koranbanjar.net – Di malam haul yang ke-83 Habib Salim bin Hamid bin Alwi Al Kaff, salah satu cucunya Habib Nazif Al Kaff mengisahkan secara singkat mengenai perjalanan Habib Salim semasa hidup dan sesudah meninggal.
Mengenai hal itu ia ceritakan kepada koranbanjar.net di sela rangkaian acara masih berlangsung, Minggu (04/8/2019) malam.
Menurut penuturan dia, kakeknya itu berasal dari Palembang Sumatera Selatan yang merantau ke Kalimantan Selatan menuju Kota Banjarmasin sekitar tahun 60-an.
Dari Kota Seribu Sungai ini, kakeknya bertemu dengan seorang perempuan bernama Syarifah Alawiyah Al Hadad yang dinikahi menjadi pendamping hidup Habib Salim.
“Dari perkawinan beliau dengan nenek ana (saya) lahirlah ayah ana bernama Zein Al Kaff beserta paman ana yang lain,” ujarnya.
Mengenai karamah Habib Salim Al Kaff, Habib Nazif mengaku tidak banyak mengetahui, menurutnya karamah kakek banyak dirasakan oleh orang berada di sekitar makam yang turut memelihara dan menjaga kubah (makam) tersebut.
“Kata pemelihara kubah itu namanya Pak Amat, kampung ini pernah kebanjiran tetapi hanya tempat tinggal beliau yang tidak terendam air,” kata Habib Nazif.
Hal itu dibenarkan oleh Muhammad Syarkani atau Pak Amat yang kebetulan berada di rumahnya pada saat malam haul.
Ketika ditanya koranbanjar.net mengenai kelebihan lain dari Habib Salim yang ia rasakan, Amat mengungkapkan pernah diajak Habib Salim dalam mimpi menuju sebuah kapal di dalamnya dipenuhi dengan emas.
“Kapal itu berbentuk kerinci, ada layarnya, di dalamnya banyak sekali emas,” ungkapnya sembari mulut mengucapkan salawat.
Amat mengaku memelihara dan menjaga kubah sudah hampir kurang lebih 50 tahun dan sudah mulai sejak paman, ayahnya juga ikut merawat makam itu.
“Mulai sejak paman, ayah hingga saya merawat makam itu, sudah turun-temurun,” ucapnya.
Haul malam itu berlangsung hikmat, dimulai pembacaan syair maulid dari perkumpulan Maulid Mesjid Noor Banjarmasin yang diiringi ratusan jamaah dari berbagai wilayah di Kota Banjarmasin.
Kemudian pembacaan tahlil dipimpin oleh buyut Habib Salim yaitu Habib Ahmad Bin Hamid Al Aydrus dari Surabaya, hingga ceramah dari Habib Zainal Abidin Al Kaff mengisi puncak acara tersebut. (yon/dya)