KOTABARU, KORANBANJAR.NET – Koperasi Produsen Borneo Sejahtera (PBS) bersama gabungan petani kelapa sawit dari tiga kecamatan di Kabupaten Kotabaru, mengancam akan menutup pabrik PT Banua Lawas Lestari (BLL).
Ancaman tersebut mereka sampaikan saat mendatangi kantor PT BLL di Desa Banua Lawas, Kecamatan Kelumpang Hulu, menuntut kepastian perjanjian dan kenaikan harga sesuai ketentuan provinsi, Rabu (27/2).
Ketua Koperasi PBS, Afrinsyah Siregar mengatakan, pihaknya bersama para petani akan menutup pabrik bila PT BLL tidak juga memberikan kepastian.
“Sudah dua tahun PT BLL hanya janji-janji saja. Tidak ada kepastian,” katanya.
Atas kondisi tersebut, Forum Koordinasi Pimpinan Kecamatan (Forkopimcam) berinisiatif memfasilitasi pertemuan antara Koperasi PBS bersama gabungan petani dari Kecamatan Kelumpang Hulu, Hampang dan Cantung.
Menurut Afrinsyah Siregar, sebelum berdiri PT BLL bersama Koperasi PBS telah melakukan perjanjian terkait standar harga beli Tandan Buah Segar (TBS).
“Dalam perjanjian disebutkan, PT BLL membeli TBS sesuai harga yang ditetapkan Dinas Perkebunan (Disbun) provinsi,” ujarnya.
Namun hingga dua tahun pabrik berjalan, selain tidak memenuhi janjinya, PT BLL juga telah mengingkari perjanjian tentang kemitraan.
Padahal, tambahnya, salah satu syarat pembangunan pabrik, PT BLL harus melakukan kerja sama dengan koperasi.
“PT BLL tidak memiliki kebun inti. Karena itu, harus menjalin kemitraan dan kerja sama dengan koperasi,” tambahnya.
Manager PT BLL, Noto Suroto ketika dikonfirmasi mengatakan, saat ini pihaknya belum bisa memberikan keterangan.
“Nanti kami akan menghadirkan manajemen yang mempunyai hak dalam memberikan keputusan pada pertemuan berikutnya,” katanya.
Rencananya, akan dilakukan lagi pertemuan antara pihak PT BLL, Koperasi PBS dan petani kelapa sawit dengan difasilitasi pemerintah daerah setempat. (cah/ndi)