Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Kriminal & PeristiwaReligi

Kisah Sukses Peternak Madu di JMG 2018

Avatar
607
×

Kisah Sukses Peternak Madu di JMG 2018

Sebarkan artikel ini

KARANGINTAN, KORANBANJAR.NET – Penjual madu melifera  ini terbilang sukses. Pasalnya tiap bulannya ia panen madu bukan lagi dengan hitungan kilo, namun ber ton-ton perbulannya dengan omset mencapai puluhan juta rupiah per bulan. Namun siapa disangka pada awalnya ternak lebah ternyata ia dicibir oleh tetangganya.

Budi Yana (50), salah seorang peternak lebah madu melifera asal Kota Palangkaraya. Ia menjadi salah satu perserta Jambore Masyarakat Gambut (JMG) 2018 di di Desa Kiram, Kecamatan Karang Intan, Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Ia mengaku pada awalnya banyak mendapatkan cemoohan serta diremehkan, sebab dianggap sebagian masyarakat setempat usahanya tersebut tidak bakalan memberikan penghasilan yang menjanjikan.

“Pada awalnya saya berternak lebah hanya di halaman depan rumah saja, memiliki luas pekarangan sekitar 15×30 meter persegi. Pada waktu itu pula usaha ternak lebah yang saya lakukan dianggap masyarkat setempat tidak menghasilkan dan tidak menguntungkan,” ujarnya kepada wartawan koranbanjar.net, saat penutupan even Jambore Masyarakat Gambut 2018, dengan tema Rayakan Gambut Pulihkan Indonesia, Senin (30/4) kemarin.

Menurutnya hal itu terjadi karena minimnya pengetahuan masyarakat tentang peternakan lebah madu melifera tersebut, padahal masyarakat Kalimatan, khususnya Palangkaraya dan Kabupaten Banjar masih memiliki hutan yang cukup bagus, untuk dijadikan peternakan lebah, dan berbagai macam usaha jenis lainnya.

pembeli madu lebah

Dia sangat antusias dalam mengembangkan pengolahan dan peternakan, serta memperkenalakan manfaat dan keuntungan beternak lebah madu melifera tersebut, bahkan bukan hanya jenis lebah madu melifera saja yang Budi kembangkan, dia juga mengembangkan lebah madu kelulut yang banyak terdapat di hutan-hutan lindung Kalimantan.

“Agar nantinya semua masyarakat juga bisa ikut ambil bagian dalam pembudidayaan lebah madu melifera dan lebah madu kelulut, sebab nanti masyarakat tidak perlu cape-cape mencari kehutan-hutan, atau bahkan selalu mengandalkan pasokan madu dari luar Kalimantan,” ucap Budi yang juga sebagai Penyuluh Kehutanan Swadaya Mandiri.

“Jadi saya pingin, khususnya di Kalimantan, yang juga punya hutan cukup bagus, tidak lagi memanfaatkan hasil lebah madu melifera dan lebah madu kelulut yang di datangkan dari luar Kalimantan,” tuturnya.

Ia memaparkan, kebanyakan dari para peternak lebah madu melifera atau lebah madu kelulut, seringnya disimpan untuk keperluan diri sendiri, tidak mau memperkanalkan atau membudidayakan, agar peternakan lebah di Kalimantan bisa maju untuk meningkatkan perekonomian masyarakat seperti halnya di Pulau Jawa.

Pada even Jambore Masyarakat Gambut 2018, Budi memamerkan beberapa madu lebah dari hasil panen dari peternakannya dan hasil panen dari kelompok peternakan lebah, diantaranya yang paling unik adalah madu dengan varian rasa kopi yang telah dihasilkan Budi dan Kelompok taninya tersebut.

Hal itu bisa terjadi, lanjut Budi, lebah tersebut mereka liarkan, yakni dilepaskan di area yang sudah mereka tentukan, untuk dapat menghasilkan madu dengan varian rasa.

“Misalkan kita bawa kekebun kopi dia akan beradaptasi, untuk mencari bunga dari petani kebun kopi, sehingga madu yang dia hasilkan ada dominan nuansa rasa kopi,” jelasnya.

Selain itu Budi juga membawa sebagian kecil hasil panen lebah madu meliferial-nya, yang berjumlah sekitar 100 buah, dan untuk lebah kelulut kali ini mereka mendapatkan stok dari Dinas Kehutanan Banjarbaru.

Menurutnya di Palangkaraya sudah memiliki kurang lebih sekitar 200 lebih pembudidaya lebah  madu meliferial dan lebah madu kelulut.

“Sudah sering mengikuti kegitan seperti ini (Jambore Masyarakat Gambut), mulai dari Pangkalembun, Samarinda, Palangkaraya, Sampit bahkan Kota Jogja sama Jakarta sudah pernah saya datangi, dan nati pun kalau memang  ada lagi even seperti ini saya pasti akan ikut lagi, apalagi wilayah tersebut belum pernah saya datangi,”

Even yang diadakan Pemerintah Provinsi Kalsel tersebut bertujuan meningkatkan perekonomian masyarakat, dan juga digalakan bagaimana tata cara untuk meningkatkan produktivitas hasil tani agar bisa menembus pasar gelobal.

Namun Budi juga semapat bercerita mengenai kerabatnya yang dulu berprofesi sebagai tukang las, beralih profesi sebagi peternak lebah madu meliferial dan lebah madu kelulut.

“Awalnya teman saya memiliki usaha atau berprofesi sebagai tukang las, namun kalah bersaing sehingga bangkrut kemudian saya kasih saran agar dia mau bertenak lebah,” katanya.

Setelah mendapat arahan dan penjelasan Budi, kerabatnya tersebut langsung terjun sebagai petani lebah madu meliferial dan lebah madu kelulut. Kemudian mulailah ia bergeklut pada awal tahun 2018 tadi.

“Dia sudah bisa merawat sendiri, bahkan sudah bisa menjual hasilnya dengan menghasilkan panen sekitar 10 kilo samapi 15 kilo madu meliferial dan madu lebah kelulut. Kalau diuangkan sekitar Rp 100.000 hingga Rp 150.000 Per kilo, padahal dia baru memulai hanya dengan 20 kotak untuk ternak lebah saja,” tuturnya. (zdn/dra)

 

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh