Perjalanan studi Dr. Andin Sofyanoor, SH, MH untuk menyelesaikan studi S2 hingga S3, tidak seperti kebanyakan mahasiswa yang memiliki status ekonomi sudah mapan. Tetapi agar dapat menyelesaikan studi, dia harus berhemat dan menjalani kehidupan yang terbilang pas-pasan, demi mampu membayar SPP kuliah. Bahkan agar bertahan tinggal di perantauan selama kuliah, dia harus tinggal dari kos ke kos.
MARTAPURA, Denny Setiawan
Setelah menyelesaikan studi S1 di Universita Lambung Mangkurat (ULM), Andin Sofyanoor harus meneruskan studi S2 ke Universitas Trisakti Jakarta, kemudian melanjutkan S3 ke Universita Padjajaran. Proses untuk menyelesaikan studi di Pulau Jawa membuat Andin harus berhemat, agar dapat membiayai kuliahnya. Antara lain dengan memilih tempat tinggal sementara yang sangat sederhana, yakni tinggal dari kos ke kos yang lain. “Selama kuliah di Universitas Trisakti, ulun harus tinggal di kos, persisnya di belakang kantor KPK RI. Begitu pula setelah melanjutkan S3, ulun harus pindah ke kos lain. Ya…supaya bisa lebih hemat,” ungkap Andin.
Agar dapat membayar biaya kuliah dan kos, dia harus menyisihkan pendapatan atau gaji dari profesi sebagai anggota DPRD Banjar. “Saya harus mewujudkan pesan abah ulun (ayahnya), supaya bisa menyelesaikan studi. Alhamdulillah..ulun bisa bersyukur, wasiat abah ulun bisa diwujudkan. Meski beliau sudah di alam baqa, namun ulun bangga dapat menggapai cita-cita yang diharapkan abah ulun,” bebernya.
Beberapa orang yang telah berjasa membantu dirinya hingga bisa menyelesaikan studi, lanjut Andin, antara lain, Sultan Banjar, H Khairul Saleh, Ketua DPRD Banjar HM Rusli, dorongan para anggota DPRD Banjar yang lain serta keluarga. Setelah menyelesaikan studi S3 ini, sekarang dia sudah bisa membuka konsultan hukum, kosultan bisnis serta mendirikan sejumlah perusahaan yang bergerak di beberapa bidang. Namun demikian, salah satu cita-cita yang sangat ingin diwujudkannya adalah, sebagai masyarakat asli kelahiran Martapura Kabupaten Banjar, dia ingin sekali menerapkan keilmuan selama studi dengan jurusan Hukum Tata Negara, untuk kemajuan kampung halamannya, yakni Kabupaten Banjar.
Pembangunan di Kabupaten Banjar sangat berpotensi untuk dikembangkan, bahkan bisa lebih maju dari kabupaten-kabupaten lain di Indonesia. “Nah, ulun sangat ingin menjadi bagian dari sejarah ikut berperan membangun Kabupaten Banjar mendatang. Kota “Serambi Makkah” Martapura mirip dengan kultur masyarakat yang dominan agamis, seperti Madinah dan Makkah. “Kalau kita bisa membangun Kota Martapura setidaknya mirip seperti di Makkah atau Madinah, mengapa tidak?” pungkasnya.([email protected])