Haul salah satu tokoh habaib sepuh di Basirih Habib Sholeh bin Muhammad Bahasyim diisi oleh 5 penceramah.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Pada acara tersebut, Minggu (28/4/2024) di Jalan Tembus Mantuil Kecamatan Basirih Selatan Kota Banjarmasin, lima penceramah ini diantaranya Habib Zakaria Bahasyim, pimpinan Majelis Taklim Anwarul Mustofa Kalimantan Selatan, Habib Muhammad Bahasyim, pimpinan Majelis Taklim Bahasyim Palangkaraya Kalimantan Tengah, Habib Naufal Bahasyim dari Tarim Hadramaut, KH Iskandar dan Ustaz Taufik dari Anjir.
Sementara pembawa acara disampaikan oleh Habib Farid Fakhir Assegaf, salah satu cucu Habib Sholeh Bahasyim.
Ceramah pertama disampaikan oleh Habib Naufal Bahasyim lulusan Tarim Hadramaut. Tidak terlalu banyak dipaparkan, Habib Naufal hanya mengingatkan tentang berhati-hati jika memilih travel ketika ingin berangkat menuntut ilmu ke Tarim Hadramaut.
Tausiah kedua disampaikan oleh Habib Muhammad Bahasyim, pimpinan Majelis Taklim Bahasyim Palangkaraya Kalteng. Dia menuturkan Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam hadir di muka bumi sebagai rahmatan lil alamin bagi penduduk bumi atau umat manusia.
“Oleh karena itu untuk membalasnya Rasulullah tidak minta apa-apa atas dakwah yang disampaikan, cukup hanya bercintakasih secara kekeluargaan kepada keluarga dan keturunan beliau,” ucapnya menirukan bunyi salah satu ayat Alquran tentang perintah Allah untuk bercinta kasih kepada keluarga Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam.
Ceramah berikutnya, dibawakan Ustaz Taufik dari Anjir Kabupaten Batola. Dalam tausiyahnya, Ustaz Taufik menceritakan tentang cinta dari salah seorang aulia Allah atau wali Allah bernama Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan kepada salah satu anak cucu Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam.
“Beliau (Syekh Abdullah bin Ahmad Basaudan), rela memijat kuda yang menjadi kendaraan salah satu cucu Rasulullah tersebut, karena kala itu beliau ingin memijat habib itu, namun diperintah cukup memijat kuda tunggangannya saja,” cerita Ustaz Taufik.
Tausiah selanjutnya dibawakan oleh KH Iskandar. Dia mengungkapkan, bagaimana cara kita berpegang kepada tali agamanya Allah yakni bercinta kasih atau mawadah, yakni sungguh-sungguh mencintai anak cucu keturunan Nabi Muhammad Shallallahu alaihi Wa Sallam.
“Beda dengan mahabbah. Awalnya mahabbah bisa saja akhirnya menjadi tidak mahabbah atau sebaliknya malah membenci. Akan tetapi kalau mawadah maka akan tetap hatinya mencintai anak cucu keturunan Nabi Muhammad sampai akhir hayatnya tidak berubah,” terangnya.
Tausiah terakhir disampaikan oleh Habib Zakaria Bahasyim, pimpinan Majelis Taklim Anwarul Mustofa Kalsel. Habib Zakaria menuturkan siapapun yang menginginkan dunia maupun akhirat haruslah dengan ilmu.
“Barang siapa ingin dunia maka dengan ilmu. Barangsiapa ingin akhirat maka dengan ilmu dan barang siapa ingin mendapatkan keduanya baik dunia maupun akhirat maka juga dengan ilmu,” tuturnya mengutip bunyi salah satu hadist Rasulullah Shallallahu alaihi Wa Sallam tentang ilmu.
Acara haul ini selain diisi oleh 5 penceramah sekaligus juga dimeriahkan semarak syair Maulid Al Habsyi dan arak-arakan gabungan dari beberapa majelis.
Dari pantauan koranbanjar.net, hampir kurang lebih 3 ribu jemaah dan masyarakat umum diantaranya tokoh masyarakat maupun agama baik laki-laki maupun perempuan menghadiri acara haul Habib Sholeh bin Muhammad Bahasyim ke-7 ini.
Acara ditutup lantunan syair japin arab yang dibawakan oleh perkumpulan maulid Majelis Taklim Bahasyim.
(yon/rth)