Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Fashion

Florentino Perez Pencetus Liga Super Eropa Terinspirasi Game Play Station

Avatar
372
×

Florentino Perez Pencetus Liga Super Eropa Terinspirasi Game Play Station

Sebarkan artikel ini

Liga Super Eropa sepertinya tetap terwujud. Presiden pertama European Super League (ESL) Florentino Perez memastikan kompetisi baru yang mengundang kontroversi itu akan tetap berlanjut meski tanpa Bayern Munich.

KORANBANJAR – Saat ini, terdapat 12 dari 15 klub penggagas atau pendiri yang mengumumkan peluncuran ESL atau Liga Super Eropa itu. Tiga lainnya digadang-gadang adalah Bayern Munich, Paris Saint-Germain (PSG) dan Borussia Dortmund. Namun belakangan, ketiga klub itu menolak ajakan Florentino Perez dan kawan-kawannya lantaran ESL diketahui tak mendapat restu dari UEFA.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Dalam sebuah wawancara dengan El Chiringuito, sebagaimana dikutip ESPN, Selasa (20/4/2021), Perez mengatakan bahwa PSG belum diundang ke dalam ESL. Namun terkait Bayern Munich, lelaki yang juga merupakan Presiden Real Madrid itu tidak mau ambil pusing dan menyebut ESL tetap lanjut meski tanpa kehadiran raksasa Bundesliga Jerman itu. “Kami belum mengundang PSG, sampai saat ini. Bahkan kami belum berbicara dengan klub-klub Jerman,” kata Perez.

“Saat ini kami masih 12 klub, kami ingin menambahkan lagi menjadi 15 klub (pendiri). Jika PSG dan Bayern Munchen menolak, kompetisi Super League tidak akan dibatalkan,” tambahnya.

Dalam sudut pandang Perez, industri sepakbola telah mengalami kejenuhan dan penurunan, terutama setelah terdampak pandemi Covid-19. Model kompetisi seperti Liga Champions dianggapnya sudah tidak lagi menarik, karena game-game besar diklaim Perez baru muncul saat memasuki babak perempat final.

Melalui Liga Super Eropa, dia mengklaim bisa menyelamatkan industri sepakbola. Keuntungan yang didapat klub-klub peserta juga akan lebih besar dari Liga Champions. “Anak-anak muda menghabiskan waktu mereka di Play Station, dan mereka mengatakan mereka menganggap pertandingan sepak bola terlalu lama. Kami perlu melakukan sesuatu,” kata Perez dikutip AS.

“Jika para anak muda mengatakan mereka menganggap permainan itu terlalu lama, kami harus membuatnya lebih menarik atau bahkan mungkin membuatnya lebih pendek!” tambahnya. European Super League adalah sebuah konsep kompetisi antar klub-klub ‘besar’ Eropa yang mempertemukan tim-tim juara dari berbagai negara di Benua Biru.

Selain Real Madrid, pencetus wacana kontroversial ini adalah Manchester United, Manchester City, Chelsea, Liverpool, Arsenal, Tottenham, Barcelona, Atletico Madrid, AC Milan, Inter Milan, dan Juventus.

Ajang ini jadi kontroversi karena secara tak langsung menjadi tandingan dari Liga Champions, kompetisi antar benua Eropa yang telah berlangsung selama berpuluh-puluh tahun.

Hal itu bikin UEFA dan federasi sepakbola negara-negara Eropa khususnya FA dan Premier League, RFEF dan La Liga, FIGC dan Serie A, naik pitam hingga membuat rilis resmi tentang ketidaksetujuan dan ancaman sanksi bagi 12 klub pendiri.

“Jika ini sampai terjadi, kami ingin menegaskan kembali bahwa kami — UEFA, FA, RFEF, FIGC, Premier League, La Liga, Serie A, juga FIFA dan semua anggota asosiasi — akan tetap bersatu untuk menghentikan proyek ini,” tulis UEFA dalam rilis resminya, Senin (19/4/2021).

UEFA mengancam klub-klub peserta ESL dengan mengatakan Manchester United dan klub-klub pelopor lainnya akan dijatuhi hukuman tidak boleh tampil di kancah domestik, Eropa, bahkan dunia.

“Seperti yang sebelumnya diumumkan oleh FIFA dan enam federasi sepak bola, klub-klub yang terlibat di ESL akan dilarang bermain di kompetisi lainnya baik domestik, Eropa, atau dunia.” (suara.com)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh