BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Festival Pesona Borneo 2 yang dihadiri tamu undangan dari 10 kedutaan besar (kedubes) negara sahabat, dibuka dengan tarian Kelangkung Mantit dari suku Dayak Meratus, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS), Sabtu (11/8).
Tarian Kelangkung Mantit yang kental dengan nuansa etnik dan spiritual ini dilaksanakan di halaman eks Kantor Gubernur Kalsel, Jalan Jenderal Sudirman, Banjarmasin. Tarian ini merupakan sebuah ritual pemanggilan roh nenek moyang yang dipimpin oleh Balian (mediasi kepada para roh).
Setiap Balian selalu didampingi oleh Panjulang. Panjulang adalah wanita yang dapat mengajukan permohonan atas kehendak masyarakat. Segala permintaan oleh Balian dilayani oleh Panjulang.
Pantauan koranbanjar.net, terlihat Balian menari bersama penari lainnya yang berpakaian khas Dayak Meratus. Sesekali, mulutnya terlihat komat-kamit beberapa membaca mantra.
Mereka menari mengelilingi sebuah ancak (tempat sesajian) yang terbuat dari janur kuning. Di dalam ancak tersebut ditempatkan berbagai macam sesajian dan kain kuning untuk dipersembahkan kepada para roh nenek moyang.
Dalam tarian tersebut, beberapa dari penari terlihat seperti sedang kesurupan dengan tatapan mata yang kosong.
Sebelum mengakhiri tarian, mereka secara bersamaan menaburkan beras berwarna kuning ke arah langgatan sebagai tanda bahwa acara festival dimulai.
Ketua Dewan Adat Dayak Meratus, Kabuliansyah, menjelaskan kepada koranbanjar.net, menurut kebudayaan Dayak Meratus, tarian Kelangkung Mantit adalah tanda dibukanya Aruh Ganal (kenduri).
“Dengan dipersembahkannya tarian ini, kami meminta kepada para roh leluhur untuk menjaga agar selama acara festival tidak ada gangguan, berjalan tentram dan lancar dengan cuaca baik tidak ada gangguan apapun, baik dari alam maupun dari perbuatan manusia,” jelasnya. (leo/dny)