KANDANGAN, koranbanjar.net – Suasana duka menyelimuti pemakaman jenazah Khairullah, buronan terduga pencurian sapi dan penembakan polisi di Tala, dikebumikan, Rabu (11/9/2019) pukul 23.45 Wita malam, di alkah keluarga belakang rumah orangtua. Prosesi pemakaman dihadiri banyak kerabatnya.
Suasana berkabung juga ‘memayungi’ rumah yang dihuni ibu dan adik almarhum, di Desa Bakarung RT 3 Kecamatan Angkinang, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS). Terlihat aparat desa, aparat keamanan, tetangga serta kawan-kawan seangkatan almarhum, turut hadir mengantar jenazah ke peristirahatan terakhirnya.
Ambulans yang membawa jenazah almarhum Khairullah mantan anggota TNI itu, tiba di rumah duka pukul 21.00 Wita.
Sesampainya di rumah langsung disalatkan, namun tidak langsung dikubur, menunggu kakak perempuan almarhum dari Banjarmasin dan istri beserta anak yang diperjalanan dari Kalimantan Tengah menuju pulang.
Setibanya di rumah, kesedihan mendalam tak bisa ia bendung, kakak perempuan almarhum sempat pingsan. Saat penguburan pukul 23.45 wita itupun, isak tangis masih terdengar dari keluarga almarhum.
Jenazah Khairullah dimakamkan di alkah keluarga belakang rumah, tepatnya berdampingan dengan makam ayahnya.
Khairullah merupakan anak kedua dari 5 bersaudara. Sejak kecil sampai dewasa tinggal di Desa Bakarung, tetapi saat ini sudah ber-KTP Kabupaten Hulu Sungai Tengah (HST), sebab sempat tinggal di Barabai kampung sang istri, sebelum kemudian merantau ke Kalteng.
Kepala Desa Bakarung Ari Wahyudi mengatakan, almarhum yang memiliki 5 anak dari 2 istri berbeda itu, di kampung halaman merupakan pribadi yang baik, sering aktif dalam kegiatan masyarakat.
Yudi membenarkan, Khairullah yang dikaruniai 5 anak dari 2 istri itu, merupakan mantan anggota TNI pasukan Zeni Tempur (Zipur). “Tidak tahu alasan kenapa ia keluar atau dikeluarkan, kalau tidak salah sekitar tahun 2008,” ucapnya.
Sebelum merantau ke Kalteng, ujar Yudi, sekitar 2015 an Khairullah sering melakukan usaha, salah satunya beternak ayam, bahkan aktif menjadi pelatih voli di kampungnya.
Diungkapkannya, sesudah tinggal di Kalteng pun Khairullah sering pulang kampung. Kadang dua hingga tiga hari dalam beberapa bulan sekali. (yat/dra)