BANJARBARU, koranbanjar.net – Pengembangan aerocity atau kota bandara di Banjarbaru bakal diterapkan pemerintah secara serius. Hal itu akan menimbulkan dampak dan tantangan besar bagi masyarakat Banjarbaru.
“Dampak pastinya, kota akan semakin metropolis, dan kita harus siap dengan segala tantangannya. Apalagi Kota Banjarbaru sebagai posisi strategis dalam konteks Kalsel dan regional Kalimantan,” ujar Wakil Ketua Badan Pembentukan Peraturan Daerah (Bapemperda) DPRD Banjarbaru Nurkhalis Anshari, saat dihubungi Koranbanjar.net melalui Whatsapp, belum lama tadi.
Selain itu, disebutkannya, Banjarbaru yang berjuluk Kota Idaman itu berada pada lintasan yang menghubungkan Banjarmasin dengan Banua Anam (wilayah gabungan enam kabupaten di Hulu Sungai: Tapin, Hulu Sungai Selatan, Hulu Sungai Tengah, Hulu Sungai Utara, Balangan, Tabalong), serta Kabupaten Tanah Laut, Tanah Bumbu (Tanbu), Kotabaru, dan juga perlintasan antara Provinsi Kalteng dengan Kaltim.
“Namun, konsep aerocity nanti juga dapat memberikan dampak positif bagi ekonomi,” kata politisi dari fraksi PKS di DPRD Banjarbaru itu.
Sebagai amanat dari Rencana Pembangunan Jangka Menengah Daerah (RPJMN) 2015-2019, konsep eorcity merupakan pengembangan kota baru menuju kota mandiri dan terpadu, keberpihakan pada Master Boot Record (MBR), serta sebagai pengendali urbanisasi.
“Kami (DPRD) akan mendorong Pemko Banjarbaru agar secepatnya melakukan penataan kawasan aerocity. Salah satunya dengan merevisi detail tata ruang, tapi tetap memperhatikan kawasan pertanian yang sudah ada. Agar jangan sampai menjadi dampak negatif dari pembangunan,” tuturnya.
Menurutnya, Pemko Banjarbaru juga perlu menata pedagang kaki lima (PKL), lahan parkir inap, dan jenis usaha lainnya agar tidak kumuh. “Semoga kawasan aerocity benar-benar direncanakan dengan baik dan menjadi kebanggaan kita semua,” ujarnya.
Konsep dasar pengembangan kawasan aerocity meliputi zonasi kawasan pada tata guna lahan, integrasi dan konektivitas, serta struktur ruang wilayah.
Sedangkan pada aktivitas dan pemanfaatan ruang meliputi aktivitas penerbangan, perkantoran, rumah sakit dan medical center atau pusat pemeriksaan kesehatan, mal tempat perbelanjaan, apartemen, pusat bisnis, kampus dan sekolah, tempat rekreasi, convention hall atau gedung pertemuan, pusat industri.
Mengenai kebijakan dan arah pengembangan aerocity ini, sebelumnya telah dipaparkan Nurkhalis Anshari dalam rapat bersama Bappeda Banjarbaru dan Dinas PUPR Banjarbaru. Rapat dilaksanakan oleh Komisi III DPRD Banjarbaru, awal pekan tadi.
Pengembangan Kota Banjarbaru berkonsep aerocity ini didasari dengan banyaknya kegiatan usaha maupun potensi jasa komersial di sekitar Bandara Internasional Syamsudin Noor, Banjarbaru. Pengembangan aerocity diharapkan mampu lebih membangkitkan perekonomian masyarakat. (ykw/dny)