Religi  

Berawal Belajar dari Internet, Bocah ini Adzankan Hotel Roditha

BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Riuh buka puasa bersama dari puluhan orang petang itu di salah satu ruang lantai 4 Hotel Roditha Banjarbaru tersentak senyap ketika Muhammad Zaini, seorang bocah berumur 12 tahun, mengambil sebuah microphone dan mengumandangkan adzan maghrib, Jumat (8/6) kemarin.

Sontak, puluhan orang yang tengah menikmati hidangan buka puasa bersama yang diadakan melalui kerja sama Koran Banjar dengan PT Prima Multi Mineral (PMM) Banjarbaru yang mengundang puluhan anak Panti Ashuhan sekaligus Pesantren Raudhatun Nasyi’in Banjarbaru itu langsung berbaris meratakan saf di belakang murid kelas 5 Sekolah Madrasah Pesantren Raudhatun Nasyi’in ini.

Usai shalat maghrib, Zaini mengatakan kepada koranbanjar.net, walaupun adzan maghrib yang ia lakukan sesuai dengan perintah dari salah seorang ustadz Pesantren Raudhatun Nasyi’in yang berhadir di acara buka puasa bersama itu, namun tindakannya sebagai muadzin shalat magrib berjamaah di Hotel Roditha itu berdasarkan inisiatifnya sendiri ketika menyadari teman-temannya masih menyantap makanan dan minuman buka puasa.

“Ketika ustadz kami menyuruh adzan, karena saya sudah selesai minum, jadinya saya yang mengiyakan untuk adzan. Kalau karena saya yang paling bisa adzan, bukan. Masih banyak teman-teman yang lain yang lebih bisa adzan dari saya, tetapi mereka belum selelsai makan dan minum,” ujarnya.

Lebih lanjut, bocah warga Kelurahan Cempaka, Kecamatan Cempaka, Banjarbaru ini menceritakan, awalnya, ketika berumur 10 tahun, ia belajar adzan hanya dari situs berbagi video paling terkenal di internet dengan menggunakan hp milik ibunya.

Bermodal kebisaan adzan yang hanya ia pelajari dari internet, sebelum masuk Pesantren dan Panti Asuhan Raudhatun Nasyi’in, Zaini pun memberanikan diri adzan di salah satu musala di Kelurahan Cempaka yang berada tak jauh dari rumahnya hingga ia terbiasa adzan di musala itu.

“Saya belajar adzan hanya di internet dari hp ibu saya, kemudian saya dengarkan dan saya ikuti hinnga saya benar-benar bisa. Karena belajar sendiri, awalnya adzan saya seadanya. Setelah saya masuk pesantren, saya diajarkan oleh ustadz saya adzan yang baik dan benar hingga seperti ini,” tuturnya.

Menaggapi apabila ada laki-laki Muslim di usia hingga 20 sampai 30 tahun tetapi masih belum bisa adzan, Zaini mengatakan, harus bisa adzan dan belajar.

“Umur segitu harus bisa adzan. Kalau belum bisa adzan ya belajar. Kalau masih belum bisa juga, cari ustadz yang mau mengajarkan sampai bisa adzan benar-benar,” pungkasnya. (dny)