Balap liar kini mulai meresahkan dan mengganggu warga di sekitar Jalan Lingkar Kapar Walangsi, Kecamatan Batang Alai Selatan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah. Ironinya, balapan liar di kawasan tersebut terjadi tidak hanya untuk rame-rame, tetapi juga sudah memuat unsur judi dengan taruhan mencapai Rp3,5 juta.
BARABAI, koranbanjar.net – Kawasan Jalan Lingkar Kapar yang lurus dan sepi itu kini menjadi ajang balap liar oleh remaja setempat. Bahkan ada yang datang dari luar kota, seperti Kandangan, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS) hanya sekadar ingin balapan liar dengan taruhan uang.
Balap liar di wilayah Kota Barabai, Kalimantan Selatan ini juga sering disebut dengan istilah Belanja Jalan (bahasa Banjar, red) atau kebut-kebutan di jalan.
Jalan lingkar Kapar Walangsi yang menjadi arena balap liar juga sering disebut jalan tol, jalan melintas dari Desa Kapar Kecamatan Batang Alai Selatan sampai Desa Pajukungan, Kecamatan Barabai dengan panjang jalan sekitar 8 kilometer. Sekarang konstruksi jalan untuk balap liar ini sudah mulus.
Penelusuran koranbanjar.net, Jum,at (24/9/2021) sekitar pukul 17.00 WITA, terlihat beberapa kelompok muda-mudi yang sedang berkumpul, menunggu aksi balap liar.
Seorang pengebut amatir di tempat tersebut mengaku sedang menunggu lawan untuk balap liar. “Masih menunggu nih, taruhan Rp3,5 juta,” ujar Hilman, warga Kandangan Kabupaten HSS.
Ditanya alasan balap liar di lokasi, tidak di daerah sendiri, Hilman mengaku bahwa di Kandangan tidak ada tempat seperti ini, “jadi kami menyerang ke sini,” ujarnya.
Tidak hanya Hilman dari Kandangan yang mau balap liar, tetapi adapula yang datang dari Rantau, bahkan Kabupaten Balangan. Sementara warga setempat atau Kota Barabai justru jarang ikut balap liar. “Jarang ada ada yang berani taruhan balapan di sini,” ujarnya.
Sementara itu, pengguna jalan umum yang setiap hari menyaksikan balap liar di tempat itu, mengaku sangat geram melihat kelakuan para pemuda balap liar, karena sangat membahayakan pengguna jalan lain.
“Saya setiap hari lewat sini, setiap hari juga merasa was-was kalau lewat sini, takutnya ketabrak,” ujarnya.
Menurut dia, pembalap liar sering diamankan pihak Satlantas Polres HST, namun tidak membuat mereka jera, malah sebaliknya. “Sangat jarang warga Barabai pada umumnya yang ikut balapan liar,” ujarnya.
Pantauan koranbanjar.net mereka sering balapan liar bila saat waktu sudah memasuki azan magrib hingga mendekati waktu sholat Isya.
Warga Banua Binjai yang tidak jauh dari lokasi muda-mudi kumpul itu juga mengaku sangat geram. “Sangat risih jika suara knalpot yang nyaring sering di gembur-gembur pada saat azan magrib maupun azan Isya,” kata warga yang tidak bersedia menyebutkan nama ini.
“Tidak bisa ngapain, selain melihat, menegur tidak berani juga, karena bukan warga sini,” ujarnya.
Ada beberapa lokasi yang sering dipakai muda-mudi ini untuk balap liar, di antaranya di perbatasan Banua Budi dan Rasau, di perbatasan Banua Binjai dan Banua Jingah, dan juga di perbatasan Banua Jingah dengan Kapar.(mj-41/sir)