Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Religi

Apresiasi para Pahlawan, 100 Seniman Gelar Drama Kolosal Perjuangan

Avatar
540
×

Apresiasi para Pahlawan, 100 Seniman Gelar Drama Kolosal Perjuangan

Sebarkan artikel ini

AMUNTAI, KORANBANJAR.NET – Masih dalam rangka memperingati Hari Ulang Tahun (HUT) Kemerdekaan Indonesia Ke 73, sejumlah seniman yang tergabung dalam Komunitas Seniman Nagara Dhipa, menggelar pertunjukan drama kolosal di halaman Tugu Pahlawan Amuntai, Kabupaten Hulu Sungai Utara (HSU), Sabtu (18/8).

Pertunjukan drama kolosal tersebut mengisahkan tentang perjuangan melawan penjajah pada sekitar tahun 1900 hingga 1945 oleh salah satu tokoh pejuang dari Alabio, KH Hasbullah Yassin.

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Menurut Koordinator Komunitas Seniman Nagara Dipa, R Chairil Tony, pertunjukan drama kolosal ini melibatkan sekitar 100 orang pemain drama dari beberapa sanggar seni yang ada di Amuntai.

Pada kesempatan itu, pria yang akrab disapa bang Giembo ini juga mengisahkan secara singkat tentang kisah perjuangan dari KH Hasbullah Yasin bin H Muhammad Yasin. Dikatakannya, KH Hasbullah adalah salah satu tokoh pejuang yang mengorganisir gerakan rahasia yang bernama Pasukan Berani Mati (PBM) di daerah Alabio dan Babirik untuk melawan Belanda pada tahun 1945an.

Sebulan kemudian sesudah proklamasi, dikisahkan bang Giembo, dengan semangat yang bergelora, KH Hasbullah Yasin juga mempelopori Musyawarah Alim Ulama se Alabio, dengan mengambil keputusan yang sangat berani, yakni menentang penjajahan dan pro republik.

“Beliau mencetuskan fatwa, antara lain, orang-orang yang menghalang-halangi perjuangan kemerdekan adalah munafik, dan kalau mereka mati, mayatnya jangan diurus. Di masjid, di surau dan dimana-mana, fatwa itu dikhotbahkan dan disebarkan seluas-lauasnya sampai ke pelosok desa,” paparnya.

Dilanjutkannya, pada tanggal 27 Oktober 1945, dalam perebutan senjata dengan militer Belanda, KH Hasbullah Yasin tertembak dan gugur seketika. Jenazahnya dimakamkan di Desa Sungai Pandan Tengah, Kecamatan Sungai Pandan. Kemudian, pada tahun 1989, KH Hasbullah Yasin ditetapkan sebagai Pahlawan Nasional oleh Pemerintah RI.

“Pertunjukan drama kolosal ini sebagai ungkapkan rasa hormat yang sebesar-besarnya atas keikhlasan dan kesucian, serta pengorbanan para pahlawan dalam perjuangannya demi bangsa dan negara,” pungkasnya. (mj-005/dny)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh