Jelang berakhirnya masa tugas sebagai Kepala Ombudsan Republik Indonesia(RI) Kalimantan Selatan, Noorhalis Majid bersama Tim Ombudsman Kalsel meluncurkan sebuah buku berjudul “Perjalanan 1 Dekade Menjadi Ombudsman” yang resmi diluncurkan, Rabu (25/11/2020) di Banjarmasin.
BANJARMASIN, koranbanjar.net –
Kepada media, Noorhalis Majid menyampaikan, buku tersebut mengupas tentang perjalanan 10 tahun kinerja Ombudsman RI Kalimantan Selatan.
“Semua kami tuangkan dalam bentuk buku selama 10 tahun, satu dekade itu seperti apa,” ujarnya.
Pernyataan ini ia ungkapkan usai peresmian peluncuran buku “Perjalanan 1 Dekade Menjadi Ombudsman” di Aula Kantor Ombudsman RI Kalsel, Banjarmasin.
Dalam acara tersebut, menghadirkan beberapa narasumber, diantaranya, Suganda Pandapotan Pasaribu (Sekjend Ombudsman RI)
Herlina (Wakil Dekan FH ULM)
Dharma Putra (Direktur RSJD Sambang Lihum)
Rizki Amrullah (Penyunting Buku).
Peluncuran buku ini sekaligus menandai akan berakhirnya masa jabatan penulis ungkapan Bahasa Banjar ini, yakni diperkirakan tanggal 24 Desember tidak lagi menjabat sebagai Pimpinan atau Kepala Ombudsman RI Kalsel.
“Mungkin ini hari terakhir kami ngantor di Ombudsman sebagai Kepala Kantor Ombudsman RI Kalsel, sebab tanggal 25 kami berakhir,” tuturnya.
Kegiatan ini, lanjutnya, selain pamit dengan para dinas dan instansi, juga media yang selama ini sudah berinteraksi dengan Ombudsman.
“Juga ingin menyampaikan suatu momen berupa buku yang sudah kami tulis itu,” ucapnya.
Sehingga, tutur Noorhalis, di dalam buku itu bercerita perjalanan kantor ini seperti apa, mulai dari 0 sampai kilometer 10 tahun ini cukup panjang. Lebih dari 1600 laporan sudah diselesaikan.
“Ini pengalaman luar biasa, dan semuanya berproses menjadi ombudsman,” ungkapnya.
Kata Noorhalis, bukan tiba-tiba menjadi Ombudsman setelah hadir dalam kantor Ombudsman, tetapi sesuatu yang berproses, dari hari ke hari.
“Mulai menangani laporan, termasuk di dalamnya soal-soal integritas, tentang komitmen memberikan pelayanan adil kepada masyarakat,” terangnya.
Dirinya berharap kepada pimpinan baru yang akan menduduki Kantor Perwakilan Ombudsman RI Kalsel agar melanjutkan apa yang sudah dilakukan.
Menjaga marwah Ombudsman agar tetap baik dan disegani. Karena menurutnya, kekuatan lembaga ini terletak pada marwahnya atau wibawanya.
“Kalau sedikit saja bermain-main terhadap integritas, maka itu akan mengubur marwah yang sudah ada, jadi kedepan marwah ini harus tetap dijaga,” jelasnya.
Sementara Sekretaris Jenderal(Sekjen) Ombudsman RI, Suganda Pandapotan Pasaribu menilai buku dengan 420 halaman itu sangat baik dan menginspirasi Insan Ombudsman.
“Bukan hanya Insan Ombudsman, tetapi bagi setiap orang, juga semua lembaga,” katanya.
Sehingga lanjut Suganda, menulis ini menjadi tradisi yang perlu dilakukan oleh setiap orang, imbuhnya.
Suganda mengingatkan kepada seluruh lembaga Ombudsman, khusunya Kalimantan Selatan agar selalu mempertahankan Integritas, Profesional dan Adil(IPA)
“Ombudsman selalu menyenangkan semua pihak dan tidak ada pihak yang dirugikan, sesuai koridor hukum yang benar, itu harapan kita, ” harapnya.
Untuk penyunting buku ini adalah Rizky Amrullah Setiawan. Penyelaras Akhir, Hajriansyah. Tata Letak adalah Ibnu dan Desain Sampul, Rizki Arrida. (yon)