Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Religi

Ada Pemujaan Roh Para Pangeran, Pendakian Puncak Halau-Halau Ditutup Sementara

Avatar
1468
×

Ada Pemujaan Roh Para Pangeran, Pendakian Puncak Halau-Halau Ditutup Sementara

Sebarkan artikel ini

LOKSADO, KORANBANJAR.NET – Bagi traveler yang berencana ke puncak Gunung Halau-halau pada Minggu 23 Juni besok, sebaiknya menunda niatnya dulu. Sebab pada malamnya ada ritual Aruh Adat Meratus di Dusun Kadayang Desa Haratai Rt 3, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan (HSS).

“Malam ketiga pelaksanaan Aruh Adat di Balai Kadayang akan melakukan ritual Badewa, dimana akan memuja roh-roh para pangeran dan moyang di Gunung Bantai serta Gunung Babaris, sehingga siapa saja dilarang ada di puncak Halau-halau,” ujar Noliono, Pengulu Adat (Pemimpin) Balai Kadayang kepada koranbanjar.net, Sabtu (22/6/2019).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Warga Dayak Meratus biasa menyebut puncak gunung tertinggi di Kalsel (1901 MDPL) itu sebagai Gunung Bantai. Bantai artinya ‘besar’ dalam bahasa setempat. Adapun Gunung Babaris sebutan bagi pegunungan Meratus.

Lokasi Balai Adat Kadayang, di Dusun Kadayang, masih berada di kaki Pegunungan Meratus dan salah satu jalur pendakian menuju puncak Gunung Halau-halau selain jalur di Desa Kiyu, Kecamatan Batang Alai Timur, Kabupaten Hulu Sungai Tengah.

Jarak dari Kadayang ke Puncak Halau-halau paling cepat ditempuh 7 jam dengan berjalan kaki. Gunung Halau-halau sejak dulu menjadi gunung favorit bagi para pendaki khususnya di Kalsel.

Ada Pemjuaan Roh Para Pengeran, Pendakian Puncak Halau-Halau Ditutup Sementara
Aruh Adat Meratus di Dusun Kadayang Desa Haratai Rt 3, Kecamatan Loksado, HSS, Jumat (21/6/2019 malam. (foto: hidayat/koranbanjar.net)

Innul -sebutan akrab Pengulu Adat Balai Kadayang- mengatakan, ritual masih bertempat di Balai Adat Kadayang, namun ritual pemujaan pada malam Senin itu ditujukan kepada pangeran-pangeran penghuni Gunung Halau-halau, makanya tidak diizinkan ada aktivitas di puncak.

Pagi Sabtu tadi, lanjut Innul, ada 9 pendaki yang ingin menuju puncak Gunung Halau-halau dan berniat bermalam dua hingga tiga malam. Namun tambahnya lagi, saat meminta izin mereka dilarang. Andai pun tetap ingin muncak, maka diharuskan sudah turun Minggu paginya.

“Kami minta pada malam Senin itu saja untuk menghormati kesakralan acara kami, setelahnya mau bermalam di puncak beberapa hari pun tak masalah,” pungkasnya.

Acara Aruh Adat Dayak Meratus di Kadayang dilakukan selama 6 malam penuh sejak Jumat 21 Juni kemarin. Acara dimulai dari awal malam hingga matahari terbit yang digelar di Balai Adat Kadayang. Dari 6 malam itu ada dua malam yang dibuka untuk umum, yakni pada Jumat-Sabtu malam, sementara 4 malam sisanya tertutup untuk umum. (yat/dra)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh