BANJARBARU, koranbanjar.net – Harga gula pasir di pasar tradisional dalam beberapa waktu terakhir diduga mengalami kenaikan hingga Rp 20.000 per kilo gram (kg). Penyebabnya, produksi pabrik gula tak dapat memenuhi kebutuhan.
Kepala Dinas Perdagangan Kota Banjarbaru Abdul Basid mengatakan, dirinya bersama pihak terkait sudah melaksanakan rapat kerja teknis perdagangan, Selasa (10/3/2020), tingkat provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel).
“Masalah kenaikan gula, bukan hanya di Banjarbaru tetapi provinsi Kalsel dan nasional,” ujarnya kepada koranbanjar.net, Jumat (13/3/2020), saat dihubungi melalui whatsapp.
Dibeberkannya, sesuai hasil pemeriksaan di beberapa lokasi pasar di Kota Banjarbaru memang harga gula pasir mencapai sekitar Rp 18.000 hingga Rp 20.000 per kilo gram (kg).
“Produksi gula, pada pabrik di Jawa memang tidak mencukupi. Untuk memenuhi, kebutuhan masyarakat. Saat ini, Pemerintah Pusat melalui Kemendag mempersiapkan impor gula dari Luar Negeri,” ucap Basid, sapaan akrabnya.
Basid memperkirakan, dua minggu ke depan permasalahan gula pasir sudah ada dalam rangka memenuhi kebutuhan di pasaran.
“Stok gula di Banjarbaru masih aman. Cukup saja, untuk menjaga sekitar tiga minggu ke depan,” ungkapnya.
Secara terpisah, pedagang sembako di Landasan Ulin Indriani menerangkan, kenaikan harga gula pasir memang dialami.
“Kalau di toko saya Rp 17.000 per-kg, tapi itu stok lama. Kalau di toko lain, sudah lebih dari itu harganya,” paparnya.
Diakui Indri, sapaan akrabnya. Sudah mendengar informasi, jika di pasaran harga gula pasir ada yang sudah mencapai Rp 20 000.
“Tapi, sampai sekarang saya belum mencari stok baru. Karena stok lama masih ada,” lanjutnya. (ykw/maf)