BANJARBARU, KORANBANJAR.NET – Fakta mengejutkan terjadi di Kota Banjarbaru saat polemik kehalalan vaksin Measles dan Rubella (MR) baru saja mereda. Sebanyak 49 santriwati dari 2 pondok pesantren yang ada di Kota Banjarbaru positif terkena rubella atau juga dikenal dengan nama campak jerman.
Hal itu dibenarkan oleh Kepala Dinas Kesehatan Kota Banjarbaru, Agus Widjaja saat ditemui di sela-sela acara pada hari Rabu (05/09) kemarin. Santriwati yang terserang rubella dikarantina di pondok pesantren masing-masing.
“Akibat dari rubella itu, dampaknya komplikasi pada pendengaran si anak kalau tidak diobati dengan tepat. Termasuk juga paru-paru dan penglihatan,” ujar Agus.
Yang sangat riskan itu, lanjut Agus, ketika anak-anak yang usia 15 tahun ke bawah ini tidak terimunisasi maka banyak kesakitan di situ dan meluas ke sekitar anak yang terkena penyakit ini.
“Khususnya pada ibu hamil triwulan I, kalau ibu hamil sudah kena rubella pada triwulan I itu pasti bayi atau janin yang dikandungnya sudah cacat duluan karena pada saat pembentukan terpapar virus rubella,” jelasnya.
Agus menyatakan itu sudah ada buktinya, yaitu seorang bayi di salah satu komplek yang ada di Banjarbaru yang diduga terpapar virus rubella saat berada dalam kandungan.
“Yang jelas bayi itu sekarang terkena gangguan pendengaran, terus masa’ bayi umur 7 bulan sudah terkena katarak dan sudah operasi katarak kemudian jantungnya juga bocor. Dan ada juga pengapuran di otak dan tentunya masa depannya sudah susah bagi orangtua serta anak itu sendiri, dan perlu ongkos yang sangat tinggi kalau sudah begini,” tuturnya.
Agus juga menjelaskan saat ini MUI Pusat dan MUI Kalsel telah mendukung kampanye imunisasi MR, sehingga sekarang dari segi fatwa atau syariat itu sudah didukung.
Sementara itu, Walikota Banjarbaru, H. Nadjmi Adhani mengatakan cakupan imunisasi MR di Kalsel ini tidak terendah tidak juga tertinggi.
“Sedangkan Banjarbaru sendiri kurang lebih tiga puluh persen, dan memang Provinsi Kalimantan Selatan ini ada sedikit penurunan karena mungkin ada hambatan karena keragu-raguan orangtua karena isu kemarin,” tuturnya.
Nadjmi juga mengatakan bahwa MUI sudah mendukung bahkan MUI Kalsel membantu sosialisasi imunisasi MR di beberapa pesantren.(ana)