BANJARMASIN, koranbanjar.net – Puluhan warga Desa Tiwingan Baru Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar ngeluruk ke DPRD Provinsi Kalimantan Selatan, meminta fasilitasi dan mediasi atas permasalahan tali asih atau kerja sama yang dijanjikan oleh Pemerintah Provinsi dalam hal ini adalah Dinas Kehutanan (Dishut) Provinsi Kalsel.
Pasalnya, kawasan tersebut telah dijadikan penangkaran Bekantan ( Konservasi) dan Objek Wisata. Dampaknya merusak tanaman milik warga yang sudah puluhan tahun berkebun karet di Desa Tiwingan Kecamatan Aranio Kabupaten Banjar.
“Kedatangan kami ke sini meminta Dewan Provinsi untuk memediasi aspirasi warga kepada Dishut Provinsi atas kerja sama atau tali asih yang pernah dijanjikan, disebabkan alih fungsi lahan milik warga menjadi penangkaran bekantan,” ungkap Pembakal Tiwingan Baru Rudiansyah kepada wartawan, Senin (26/08/2019) di Gedung DPRD Kalsel Jalan Lambung Mangkurat Banjarmasin.
Diceritakan Rudiansyah, sebelumnya warga pernah diajak berbincang-bincang mengenai adanya kerja sama, dimana pembicaraan itu hanya sebatas lisan.
“Sesudah itu sampai sekarang tidak ada kabarnya lagi,” ucapnya.
Ditambahkan olehnya saat ini lahan karet kepunyaan warga setempat sudah ada sebagian yang dibabat oleh pemerintah.
“Kawasan yang dibabat itu dijadikan tempat semacam peristirahatan,” katanya.
Menurutnya bukanlah sekarang yang di khawatirkan warga Tiwingan, akan tetapi akan datang lambat laun areal tersebut akan ramai dengan ratusan bahkan ribuan manusia yang datang untuk berwisata.
“Dengan terpaksa kamipun akan hengkang dari lahan itu, karena aktivitas warga dalam bertanam terganggu,” katanya.
Masyarakat mulai menggarap pulau itu sejak 1975. Padang ilalang seluas 40 hektare yang dulunya dikenal Gunung Sapi, berubah menjadi hutan yang produktif.
Kini keadaan itu telah berubah sejak Dinas Kehutanan Kalsel menggarap proyek tersebut, beberapa pohon yang masih produktif habis dibabat. (yon/dya)