BANJARMASIN, KORANBANJAR.NET – Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) Kalimantan Selatan (Kalsel) meminta para ulama agar turut berperan serta mengkampanyekan serta mensosialisasikan pola belanja cerdas dan bijak.
Hal tersebut disampaikan Kepala Kantor Perwakilan BI Kalsel, Herawanto di Banjarmasin saat diskusi tentang Resiko Inflasi Menghadapi Hari Besar Keagamaan, Kamis (4/4) lalu.
“Jelang Ramadhan dan Idul Fitri biasanya akan terjadi inflasi karena daya konsumsi masyarakat meningkat,” katanya.
Oleh sebab itu, ujarnya, perlu peran serta ulama selaku tokoh serta panutan masyarakat untuk mensosialisasikan pola belanja cerdas dan bijak dalam rangka mendukung upaya pengendalian inflasi.
“Uama dapat ikut serta meningkatkan kesadaran masyarakat agar berbelanja secara bijaksana dengan tujuan mendukung kestabilan harga,” ujarnya.
Ia menambahkan, kondisi tersebut sebenarnya tidak salah jika dari sudut pandang bahwa bulan puasa tidak hanya menahan makan dan minum, tetapi juga saatnya memperbanyak ibadah, seperti bersedekah.
“Mendorong konsumen berbelanja cerdas dan bijak, dapat memengaruhi ekspektasi inflasi kedua pihak, baik konsumen maupun pedagang,” tambahnya.
Berdasarkan data historis inflasi tiga tahun terakhir di Kalsel, komoditas yang paling sering muncul sebagai kontributor inflasi adalah daging ayam ras, ikan kembung dan telur ayam ras.
Saat memasuki Idul Fitri, kontributor inflasi yang cenderung persisten di Kalsel adalah angkutan udara, ikan bakar serta nasi dan lauk. (al/ndi)