Bagi masyarakat Banjar di Kalimantasn Selatan, kebiasaan mawarung (bahasan Banjar, red) atau gemar minum dan makan di warung kopi atau teh sudah menjadi tradisi turun-temurun. Mereka menjadikan warung sebagi salah satu tempat berinteraksi sosial. Pasca PSBB beberapa waktu lalu, kebiasaan mawarung kembali ramai dilakukan masyarakat meski angka kasus virus corona (Covid-19) di Banjarmasin terus meningkat.
BANJARMASIN, Koranbanjar.net – Mawarung kini terlihat kerap dilakukan masyarakat di berbagai pasar tradisional di Banjarmasin. Di Pasar Baru Permai adalah contoh salah satunya.
Dari pantauan Koranbanjar.net, kemarin, di pasar yang terletak di Jalan Pasar Baru, Kertak Baru Ilir, Banjarmasin itu, ada banyak sekali masyarakat sedang berbincang di berbagai warung. Mereka terlihat sambil menikmati aneka kue serta minum kopi atau teh yang tersedia di warung. Mereka seolah tak peduli deangan jarak di antara mereka.
“Khawatir pasti, tapi setelah dari warung saya biasanya pakai disinfektan,” kata seorang pengunjung warung, Dicky (27).
Sementara pengunjung lainnya, Ichal, mengaku tetap waspada dengan penularan virus corona. Namun ia tak ingin takut berlebihan. “Artinya sosialisasi itu tetap harus dijalankan,” ujarnya.
Jika ingin ke warung, ia memilih warung yang menyediakan air dan sabun untuk cuci tangan. Ia juga selalu memakai masker.
“Saya memilih warung yang ada tempat cuci tangannya atau menyediakan hand sanitizer,” ucapnya.
Dari penelusuran langsung, terlihat masih banyak warung belum menyediakan air dan sabun maupun antiseptik pembersih tangan. Para pemilik warung juga tak membatasi jarak duduk pengunjung pada tempat yang mereka disediakan. (ags/dny)