Scroll ke bawah untuk melanjutkan
Koran Banjar
Koran Banjar
Transportasi

Suka Duka Pemulung Merayakan Lebaran, Kisahnya Memilukan

Avatar
560
×

Suka Duka Pemulung Merayakan Lebaran, Kisahnya Memilukan

Sebarkan artikel ini

BANJARMASIN,KORANBANJAR.NET – Bagi para pemungut sampah atau pencari barang bekas, lebaran tidak ada bedanya dengan hari libur biasa.
Mereka berhari raya sekadarnya, karena yang lebih utama bagi mereka adalah bagaimana memenuhi kebutuhan perut keluarga setiap hari.

“Apalah hari raya bagi saya, yang terpenting bagaimana saya harus memenuhi kebutuhan keluarga setiap hari dengan memungut sampah, jadi sekadarnya saja merayakan,” ujar pemungut sampah, Hatmah saat rehat di atas penumpukan sampah TPA Basirih Jalan Lingkar Selatan Banjarmasin Minggu (09/06/2019).

Advertisement
Koran Banjar
Scroll ke bawah untuk melanjutkan

Kepada koranbanjar.net, Hatmah menuturkan ia menjadi pencari barang bekas di penumpukan sampah TPA Basirih di jalan Lingkar Selatan ini selama kurang lebih 8 tahun.

Menjalani profesinya ini sebagai tulang punggung keluarga tanpa seorang suami yang diketahui sudah lama meninggal dunia dengan meninggalkan dua anak laki-laki.

“Padahal saya malu kerja seperti ini, tapi apa hendak dikata demi masa depan anak-anak dan kebutuhan makan kami terpaksa kerja seperti ini saya lakukan,” kata perempuan tua yang bertempat tinggal di Handil Palung Basirih ini penuh lirih.

Ia menceritakan ada beberapa orang yang datang membagikan bantuan pangan berupa sembako pada saat bulan Ramadan kemarin, namun Hatmah mengaku dirinya selalu terlewat.

Dengan ukuran badannya yang kecil ditambah usia yang sudah uzur tidak mampu ikut berjejal berebut untuk mendapatkan sembako tersebut sehingga setiap ada bantuan sembako dirinya tidak pernah mendapatkan.

“Sampai tangan saya sakit didorong-dorong mereka yang berebut untuk mendapatkan sembako, karena kondisi badan dan usia saya yang sudah tua, sehingga dengan mudah badan saya didorong oleh mereka yang lebih kuat dan akhirnya saya pun tidak pernah mendapatkan sembako itu,” ungkap nenek yang berusia kurang lebih 50 tahun ini.

Ketika ditanya apakah dirinya tidak ingin mencari pekerjaan lain untuk meneruskan peran suaminya menjadi penopang hidup keluarga.

Hatmah hanya tersenyum dan berkata,”Dalam keadaan sudah tua seperti ini siapa juga yang mau menerima saya bekerja,” tanya seorang perempuan yang sudah tidak memiliki gigi ini.

Hatmah berkata, ia selalu berdoa kepada Allah SWT untuk dilimpahkan kesehatan jasmani dan rohani agar terus dapat mengais rejeki di TPA Basirih ini.

“Mudah-mudahan Allah SWT selalu melimpahkan kesehatan kepada saya, agar dapat terus mencari nafkah di TPA ini,” pungkasnya dengan air mata yang berkaca-kaca.(al/sir)

Protes RUU Anggota Parlemen Menari Perang Prabowo Ajak Puasa 5 Tahun KPK Lelang Barang Koruptor Gus Miftah Meminta Maaf Gus Miftah Ejek Penjual Es Teh