Pandemi Covid-19 telah membuat ekonomi masyarakat betul-betul terpuruk, tidak terkecuali yang dialami Supiahwati alias Nini Piah (61), warga Jalan KS Tubun, RT 06, Kelurahan Kelayan Barat, Kecamatan Banjarmasin Selatan, Kota Banjarmasin. Kehidupannya sungguh memprihatinkan, pekerjaan tidak menentu, tinggal di rumah yang sempit, apabila air Sungai Kelayan pasang, rumahnya sering terendam air.
BANJARMASIN, koranbanjar.net – Istri dari Hasan Basri (63) alias Kai Asan ini memiliki 4 anak dan 9 cucu. Sejak kecil Nini Piah sudah tinggal di KS Tubun, sehingga dia terbilang salah seorang sepuh di kawasan itu.
Nini Piah beserta suaminya, Hasan Basri dikenal sebagai keluarga yang baik bagi warga sekitar.
Nini Piah tinggal di sebuah rumah yang kecil, sempit dan rendah. Sehingga apabila air Sungai Kelayan pasang, air masuk ke dalam rumah. “Kalau rumah terendam, kami mengungsi ke rumah tetangga. Itu pun jika diajak tetangga, kalau tidak, kami bertahan di rumah saja walaupun rumah terendam,” ujar dia.
Alasannya bertahan, karena mereka tidak ingin merepotkan orang lain. “Tidak enak, merepotkan orang,” tutur Nini Piah.
Dia menambahkan dengan mata berkaca-kaca, suaminya tidak memiliki pekerjaan tetap, kadang bekerja dan kadang tidak. Sedangkan keadaan rumahnya sangat memprihatinkan, dinding rumah banyak yang bocor, lapuk, bahkan hanya dilapisi kertas atau kayu-kayu bekas.
“Apabila banjir, air sungai pasang setiap hari dan kadang kami harus mengangkat perkakas rumah ke posisi yang tinggi,” ucapnya.
Dia sangat berharap, keadaannya mendapat perhatian dari Pemerintah Kota Banjarmasin.(mj-33/sir)